Jakarta – Ekspor komoditas lada hitam yang ditumbuk maupun tidak ditumbuk berdasarkan Harmonized System Code/HS-09041120 (lada hitam tidak ditumbuk) dan HS-09041220 (lada hitam ditumbuk) hingga kuartal I tahun 2022, mencapai USD17 juta, agah meningkat 44,05% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya (yoy).
Peningkatan nilai ekspor lada hitam Indonesia juga sejalan dengan volume ekspor pada periode tersebut yang mencapai 4,85 ribu ton atau meningkat 10,16% yoy. Hal ini melanjutkan tren pada tahun sebelumnya (Januari – Maret 2021) dengan nilai ekspor mencapai USD11,80 juta atau naik 48,8% yoy dan juga volume ekspor mencapai 4,40 ribu ton atau tumbuh 29,34% yoy.
Untuk komoditas lada hitam tidak ditumbuk pada kuartal I tahun 2022 meningkat sebesar 40,47% yoy mencapai USD15,64 juta jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 (USD11,12 juta). Begitu juga dengan ekspor komoditas lada hitam ditumbuk yang mengalami peningkatan secara yoy di kuartal I 2022 sebesar 103,78% yoy atau mencapai USD1,36 juta (dari USD0,67 juta pada Januari-Maret 2021), melanjutkan kenaikan pada kuartal I tahun 2021 yang tumbuh 38,74% yoy.
“Permintaan yang meningkat untuk produk rempah termasuk lada hitam disebabkan oleh mulai pulihnya ekonomi dunia seiring meredanya pandemi Covid-19. Selain itu, daya saing lada hitam Indonesia yang terbilang baik di pasar global menjadi competitive advantage bagi Indonesia dalam melakukan ekspor serta didukung pula oleh utilisasi produk lada hitam pada industri makanan dan minuman,” ujar Kepala Divisi Indonesia Eximbank (IEB) Institute LPEI, Rini Satriani, 12 Juli 2022.
Baca juga : Bangun Desa Devisa, Kemenperin dan LPEI Bawa Produk Lokal Mendunia
Lada hitam merupakan salah satu komoditi dari sektor perkebunan yang memiliki peran penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebagai komoditi ekspor, lada hitam memiliki andil dalam menghasilkan devisa negara, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan menyediakan kesempatan kerja bagi para petaninya. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI pun turut serta dalam mendukung peningkatan ekspor lada hitam melalui serangkaian program jasa konsultasi, diantaranya dengan diresmikannya Program Desa Devisa Lada Hitam.
Berdasarkan data sebaran eksportir lada hitam Indonesia tahun 2020, Provinsi Lampung merupakan kontributor ekspor lada hitam terbesar di Indonesia dengan estimasi 58,33% dari total nilai ekspor lada hitam Indonesia. Oleh karena itu LPEI melihat potensi Provinsi Lampung merupakan wilayah yang potensial bagi peningkatan kapasitas eksportir melalui program Desa Devisa Klaster Lada Hitam yang saat ini tengah dilaksanakan bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI. (*)
Jakarta - Sejumlah bank digital di Indonesia telah merilis laporan keuangan pada kuartal III 2024.… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (18/11) masih ditutup pada zona… Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mencatat penermaan dari sektor usaha ekonomi digital hingga 31 Oktober 2024 mencapai… Read More
Jakarta - Kinerja fungsi intermediasi Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) menunjukkan hasil yang sangat baik… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung upaya PBB dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan internasional. Termasuk… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) di perbankan… Read More