Perbankan

Eks Dirut Garuda Ungkap Kekagumannya pada Mendiang Robby Djohan: Selalu Mengesankan

Jakarta – Mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra, menyatakan kekagumannya terhadap figur bankir nasional legendaris, Robby Djohan. Irfan menceritakan, pertemuannya pertama kali dengan Robby Djohan terjadi ketika ia memulai karir di Bank Niaga pada 1989, setelah lulus kuliah dari ITB.

Saat itu, Irfan mengungkapkan bahwa dirinya yang masih baru dalam dunia kerja jarang memiliki kesempatan untuk berkomunikasi langsung dengan Robby Djohan, yang kala itu menjabat sebagai Direktur Utama Bank Niaga. Ia pertama kali bertemu dan mendengar Robby berbicara saat mengikuti program manajemen trainee di Bank Niaga.

“Saya duduk di barisan paling depan karena lagi diwisuda sebagai trainee. Beliau bicara simple aja, ‘Lu mulai besok pakai dasi, artinya lu officer. Officer itu harus memutuskan.’ Saya kagum dengan kalimat berikutnya, ‘Tak ada yang tahu keputusan itu benar atau tidak, cuma waktu. Jadi, putusin aja,'” ungkap Irfan di acara pembukaan “Premier Show of Documentary Movie: Robby, The Story of a Legendary Banker, Djohan”, di Ritz Carlton Mega Kuningan Jakarta, Jumat, 29 November 2024.

Baca juga: Robby Djohan: The Legendary Banker Simbol Dedikasi, Integritas, dan Kepedulian

Prinsip tersebut menjadi pegangan Irfan hingga kini. Gaya bahasa yang kasual (bahasa gaul “lu, gue”) yang digunakan Robby Djohan dalam berbicara dengan bawahan atau rekan kerjanya, juga diterapkan oleh Irfan dalam berkarier untuk mendekatkan diri dengan karyawan.

“Memang betul saya istilahnya orang ke-12 (yang sukses atas arahan Robby Djohan). Saya jarang punya kesempatan untuk bisa dididik atau interaksi langsung dengan beliau. Selama bekerja. Mungkin cuma 3-4 kali interaksi langsung, tapi selalu mengesankan,” imbuhnya.

Baca juga: Gunarni Soeworo Kenang Robby Djohan sebagai Pemimpin yang Membangun Fondasi Bank Niaga

Irfan mengungkapkan bahwa meskipun pesan Robby Djohan terkadang terkesan meledek atau bercanda, selalu ada makna positif di balik pesan tersebut. Karena itulah, ia merasa bangga mengakui dirinya sebagai pengikut Robby Djohan.

Lebih jauh, Irfan menjelaskan bagaimana dirinya menerapkan gaya dan strategi kepemimpinan Robby Djohan dalam kariernya. Salah satunya, saat ia memimpin dan menyelamatkan Garuda Indonesia dari kebangkrutan melalui restrukturisasi.

Meskipun jarang berinteraksi dengan Robby, Irfan mengaku sering bertanya kepada pimpinan dan rekan lainnya mengenai cara Robby Djohan dalam menyelesaikan masalah.

“Kayak pas restrukturisasi Garuda kemarin, karyawan nanya, ‘Pak, ini bagaimana dengan gaji kita’. Saya bilang, ‘Yang lu pikirin kan cuma anak bini lu, sementara yang gue pikirin kan anak bini 80 karyawan kan’. Saya ikuti gaya Robby, ya kita follow aja, dan ternyata berhasil,” ungkapnya.

Baca juga: Sisi Lain Robby Djohan, Begini Sosok Bankir Legendaris di Mata Sang Istri

Irfan juga membagikan pengalamannya saat masih bekerja di Bank Niaga. Ketika itu, ia yang bekerja di divisi IT dan masih berada di kantor pada jam 5 sore, menerima telepon dari Robby Djohan.

Begitu mengetahui bahwa itu telepon dari Robby, ia langsung gemetar dan merasa keringat dingin.

“Pertanyaan beliau (Robby Djohan) simple aja, ‘Lu siapa, pangkat lu apa?’ Saya bilang, ‘Saya Irfan, manajer’. Lalu, dia bilang, ‘Ini ada temen gue di Falateha mau tarik uang ATM gak bisa, lu beresin deh’,” cerita Irfan.

Baca juga: Simak! Tips Unik Rekrutmen Bankir Berbakat ala Robby Djohan, Diceritakan Menkes Budi

Dengan pengetahuan yang dimilikinya, Irfan langsung menginstruksikan jajarannya untuk mematikan seluruh ATM Bank Niaga di seluruh Indonesia dan hanya menyalakan ATM di Falateha, agar teman Robby Djohan dapat menarik uang dengan lancar.

Itu dilakukan karena sistem ATM yang sedang ramai digunakan mengalami gangguan di beberapa daerah, termasuk Falateha.

“Setelah selesai, Pak Robby telepon lagi, ‘Fan, paten. Mantap’. Besoknya dia tanya saya apa yang saya lakukan, ya saya bilang semua ATM saya matikan. Dia tanya kenapa, saya bilang kalau sudah beberapa kali saya minta mesin ATM di-upgrade, namun ditolak oleh beliau. Langsung dia putuskan, dana dikasih untuk upgrade ATM,” jelas Irfan.

Dari pengalaman tersebut, Irfan belajar satu hal dari Robby Djohan, yaitu pentingnya memberikan apresiasi kepada anak buah atas kinerja baiknya, karena apresiasi tersebut sangat berharga dan tanpa biaya. (*) Steven Widjaja

Yulian Saputra

Recent Posts

OJK Tegaskan Program Penghapusan Utang Cuma untuk UMKM, Bukan Pinjol Ilegal

Jakarta – Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, menyatakan bahwa… Read More

2 mins ago

Upah Minimum 2025 Naik 6,5 Persen, Prabowo: Untuk Meningkatkan Daya Beli Pekerja

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengumumkan keputusan pemerintah untuk menaikkan rata-rata upah minimum nasional sebesar… Read More

57 mins ago

Siap-siap! Ketegangan AS-China Meningkat, Bankir Diminta Lakukan Ini

Jakarta - Ketua Umum Ikatan Bankir Indonesia (IBI) Haryanto T. Budiman menyebut bankir-bankir harus menyiapkan… Read More

3 hours ago

Gunarni Soeworo Kenang Robby Djohan sebagai Pemimpin yang Membangun Fondasi Bank Niaga

Jakarta - Gunarni Soeworo, Senior Banker dan Presiden Direktur Bank Niaga periode 1994-1999, mengenang kepemimpinan… Read More

4 hours ago

Bank ICBC Indonesia Relokasi Kantor Cabang Baru di Pantai Indah Kapuk

Jakarta – Bank ICBC Indonesia resmi merelokasi cabang terbarunya di area Pantai Indah Kapuk (PIK),… Read More

4 hours ago

Kadin Kubu Arsjad Rasjid Minta Kenaikan PPN 12 Persen Ditunda, Ini Alasannya

Jakarta – Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, meminta pemerintah untuk menunda kenaikan tarif… Read More

4 hours ago