Perbankan

Ekosistem Perbankan dan Non Bank Harus Terbentuk Untuk Dorong Perekonomian

Jakarta – Indonesia saat ini sedang berusaha untuk mencapai status sebagai negara dengan ekonomi maju. Untuk mewujudkan hal itu, perkembangan dari sektor keuangan yang masih rendah harus diatasi, karena pasar keuangan berkaitan erat dengan kondisi perekonomian di masa mendatang.

Dari sisi struktur pasar keuangan, sektor perbankan harus seimbang dengan sektor non bank. Jika tidak adanya institusi non bank di dalam sektor keuangan akan terjadi turbulensi atau krisis-krisis keuangan. Negara-negara maju lainnya memiliki ekonomi makro yang saling terikat antara perbankan dan non bank. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut pemerintah harus memahami ekonomi makro serta ekonomi global.

Head of IFG Progress, Reza Y. Siregar mengatakan, ada fakta terkait keseimbangan antara sektor perbankan dan non bank. Disebutkan bahwa untuk sektor asuransi, premi asuransi masih sangat sensitif terhadap kinerja ekonomi. Sedangkan pada sektor perbankan, pasar modal, asuransi, dan dana pensiun sangat bergantung pada ekonomi makro. Dengan demikian, makro ekonomi, pada pasar keuangan sangat berkaitan erat.

“Jadi sama seperti perbankan, pasar modal, asuransi dan dana pensiun juga sangat bergantung kepada makro, disini kita bisa lihat kinerja ekonomi sangat terkait dengan hasil dari premi perusahaan asuransi. Jadi bagian pertama di sesi kita ini adalah memahami look makro ekonomi dan juga global dari pasar keuangan kita, karena ini semua sangat erat kaitannya,” ujar Reza dalam Global and Regional Financial Environment, Senin, 30 Mei 2022.

Ekosistem sektor keuangan tersebut juga harus terbantu dengan adanya infrastruktur transformasi digital untuk lokalisasi kebijakan data. Namun, permasalahan yang lainnya adalah pasar keuangan harus dialokasikan ke investasi data center untuk kemudian disimpan, sedangkan lokalisasi data yang dimiliki pemerintah tidak cukup untuk membiarkan pasar keuangan berkembang.

Reza menambahkan bahwa hal terkait dengan infrastruktur teknologi transformasi sangatlah penting untuk mendukung ekonomi hijau. Oleh karena itu pemerintah harus memikirkan matang-matang terkait pendanaan teknologi.

“Dan juga ini merupakan, kenapa ini penting. Karena kita sudah sering bicara mengenai teknologi atau infrastruktur atau transformasi teknologi untuk mendukung ekonomi hijau tetapi kita tidak pernah berbicara tentang bagaimana mendanainya atau bagaimana kita membicarakan mengenai pendanaannya,” tambahnya. (*) Khoirifa

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

11 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

11 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

12 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

13 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

13 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

16 hours ago