News Update

Ekosistem Halal Berpeluang Dongkrak Pasar Perbankan Syariah

Jakarta – Pangsa pasar atau market share perbankan syariah Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga, Malaysia. Padahal Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar atau sebagai mayoritas.

Direktur Bisnis SME dan Komersial BNI Syariah, Dhias Widhiyati mengatakan pangsa pasar perbankan syariah Indonesia hanya 5,7 persen. Sementara, Negeri Jiran dengan total penduduk sekitar 30 juta mampu meraup pangsa pasar perbankan syariah hingga 9 persen.

“Market share perbankan syariah 5,7 persen, sementara market share perbankan konvensional itu 94,3 persen. Islamic finance di Indonesia memang saat ini di bawah perbankan konvensional,” ujar Dhias dalam Seminar Nasional “Perilaku Pasar Keuangan Syariah di Tengah Gejala Post Islamisme”, di Hotel Shangrila Jakarta, Rabu, 26 September 2018.

Meski demikian, pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia pada Juli 2018 mencapai 14,6 persen secara tahun ke tahun (year on year/yoy). Sedangkan pertumbuhan bank-bank konvensional Indonesia pada periode yang sama hanya tumbuh 8,9 persen.

Adapun pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah pada Juli 2018 tumbuh 12,9 persen. Sementara, pertumbuhan pembiayaan di perbankan syariah juga kinclong di posisi 11,3 persen pada periode yang sama.

“Jadi sebetulnya ruang perbankan syariah itu cukup besar. Sekarang sudah mulai tumbuh karena pemerintah mendukung perkembangan syariah di Indonesia,” bebernya.

Menurut Dhias, kesadaran masyarakat Indonesia terhadap halal style menjadi peluang bagi pertumbuhan industri perbankan syariah. Pasalnya, saat ini terdapat pengembangan halal ekosistem di Indonesia seperti halal food, islamic fashion, islamic tourism, islamic education, haji dan umrah, hingga wakaf.

Dhias yakin halal ekosistem mampu mendongkrak pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah. Halal food punya potensi Rp2.300 triliun, kemudian islamic fashion juga mempunyai potensi hingga Rp190 triliun.

“Saat ini Indonesia jadi kiblat islamic fashion dunia, potensinya Rp190 triliun. Desainer-desainer busana muslim Indonesia saat ini memiliki market cukup besar di Asia bahkan dunia, termasuk di Uni Emirat Arab,” jelasnya.

Sementara islamic tourism memiliki potensi sebanyak Rp135 triliun, potensi haji dan umrah sebesar Rp120 triliun, serta education memiliki potensi sebanyak Rp40 triliun.

“Dalam dua tahun terakhir, BNI Syariah memberikan fokus yang luar biasa untuk bisa mengembangkan halal ekosistem di Indonesia. Portofolio kami di halal industri kurang lebih di education sudah sekitar Rp800 miliar, sementara di kesehatan juga Rp800 miliar. Kami terus melakukan inklusi untuk memperbesar islamic finance, utamanya di industri kesehatan,” tutup Dhias (*)

Dwitya Putra

Recent Posts

Jasa Marga Catat 1,5 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek hingga H+1 Natal 2025

Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More

3 hours ago

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

8 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

9 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

10 hours ago

Harga Emas Antam, Galeri24, dan UBS Hari Ini Kompak Naik, Cek Rinciannya

Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More

10 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

1 day ago