Keuangan

Ekosistem Fintech di Indonesia Masih Belum Kuat

Jakarta — Dalam memajukan industri teknologi keuangan atau financial technology (fintech) di Indonesia, salah satu tantangan terbesar adalah membangun ekosistem fintech yang saat ini dinilai belum siap. Misalnya, masih banyak tempat-tempat yang belum bisa menerima pembayaran non tunai, begitu juga dengan proses top-up uang elektronik yang dinilai masih menyulitkan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Managing Director PT Digital Artha Media, Fanny Verona, dalam “Grant Thornton Fintech Talks” dengan tema The Ecosystem of Fintech Payment. Ia mengatakan, ekosistem Fintech yang ada di Indonesia pun belum menyeluruh.

“Ekosistem fintech payment kuncinya di cash in dan cash out. Gimana mengkonvert uang masyarakat yang bisa digunakan ke semua segmen. Kemudian, penerimaan uang elektronik bisa dipakai dimana saja. Tapi sekarang, uang elektronik A hanya bisa di merchant A. Belum menyeluruh,” ujar Fanny, Rabu (29/08).

Fanny menambahkan, harus ada kolaborasi dari semua pihak, termasuk pemerintah dan pemain fintech, untuk membangun ekosistem yang kuat. Sebab menurutnya, apabila Indonesia bisa mengadopsi pembayaran non-tunai atau cashless, korupsi akan berkurang, ekonomi merata karena distribusi uang jauh lebih cepat dan mudah sehingga taraf hidup masyarakat dapat meningkat.

Baca juga: Masih Ada Fraud Menimpa Fintech Cash Loan

“Sekarang ada 27 pemain fintech payment, yapi belom ada pemenang di market. Tidak ada yang benar-benar mengganti uang tunai. Harus ada standar fintech payment. Kalau ada standar luar biasa,” tambahnya.

Ditemui di lain kesempatan, Direktur Eksekutif Asosiasi Financial Technology (Fintech) Indonesia, Aji Satria Sulaiman, menilai bila ekosistem fintech secara umum saat ini telah berkembang sangat baik. Apalagi, fintech telah mendapat dukungan baik dari bank, non bank, perilaku masyarakat, dan talent.

“Jadi ekonomi digital berkembang karena itu juga. Dukungan pemerintah secara regulasi sudah kuat. Yang kami butuhkan sekarang implementasi seperti dukcapil, SLIK, karena itu part of ekosistem juga,” kata Aji kepada infobank, di Jakarta, Kamis (30/08). (Ayu Utami S)

Risca Vilana

Recent Posts

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

5 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

6 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

6 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

1 day ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

1 day ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

1 day ago