Categories: Analisis

Ekonomi Tiongkok Melambat, Berimbas Kepada Asia Timur

Skenario perlambatan yang dilakukan Tiongkok turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi sejumlah negara berkembang di Asia Timur. Di 2015, pertumbuhan ekonomi kawasan ini diprediksi mencapai 6,5%. Apriyani Kurniasih.

Jakarta–Perlambatan ekonomi Tiongkok turut mempengaruhi perlambatan ekonomi yang terjadi di Asia Timur. Bank Dunia menyebutkan, pertumbuhan negara-negara berkembang di Asia Timur melemah karena kebijakan ekonomi yang diterapkan Tiongkok untuk mendapatkan keseimbangan dan antisipasi normalisasi kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS).

Sudhir Shetty, Ekonom Utama Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik  menyebutkan, faktor-faktor itu dapat menimbulkan guncangan finansial dalam jangka pendek.” Tapi ini adalah penyesuaian yang diperlukan untuk menunjang pertumbuhan berkelanjutan dalam jangka panjang” sebutnya.

Tahun ini, pertumbuhan ekonomi Tiongkok di proyeksi akan berada di level 7%. Negara ini masih memfokuskan orientasi pertumbuhannya kepada konsumesi domestic dan sektor jasa.

Bank Dunia dalam laporannya berasumsi, akan terjadi pelambatan secara bertahap terhadap ekonomi Tiongkok pada 2016-2017. Skenario ini karena adanya berbagai kebijakan di Tiongkok yang dinilai bisa mengendalikan dan menangani resiko penurunan ekonomi. Kebijakan tersebut  termasuk tingkat hutang negara yang tidak terlalu tinggi, aturan melarang tabungan di luar sistem perbankan, dan besarnya peran negara dalam sistem keuangan. Jika pertumbuhan Tiongkok semakin melambat, dampaknya dapat dirasakan di seluruh kawasan, terutama di negara-negara yang terhubung dengan Tiongkok melalui perdagangan, investasi dan pariwisata.

Selain itu, dalam kebijakannya, Tiongkok juga memasukkan asumsi adanya kenaikan secara bertahap suku bunga Amerika Serikat dalam beberapa bulan ke depan. Meski kenaikan ini telah diantisipasi, dan diharapkan berlangsung secara teratur, tetap ada resiko pasar dapat bereaksi terhadap pengetatan tersebut. Hal ini berpotensi menyebabkan depresiasi mata uang, meningkatnya perbedaan imbal hasil surat hutang negara, berkurangnya aliran dana dan pengetatan likuiditas.

Melambatnya ekonomi Tiongkok yang berdampak kepada sejumlah negara berkembang di Asia turut mempenaruhi pertumbuhan ekonomi di kawasan ini. kendati demikian, Bank Dunia menilai, Asia Timur tetap merupakan salah satu mesin pertumbuhan utama perekonomian dunia. Sebab, hampir dua perlima dari pertumbuhan ekonomi global berasal dari kawasan ini.

Dalam laporannya, Bank Dunia menyebutkan bahwa kawasan ini diharapkan akan tumbuh 6,5% pada 2015 atau sedikit turun dari 2014 yang mencapai 6,8%.

Apriyani

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

14 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

15 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

15 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

17 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

17 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

19 hours ago