Perbankan dan Keuangan

Ekonomi Tak Menentu, LPS Proyeksi DPK Tumbuh 6 Persen di 2025

Jakarta – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menargetkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 6 persen hingga akhir 2025.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, awalnya LPS menargetkan pertumbuhan DPK sebesar 7 persen hingga akhir tahun. Namun, mencermati kondisi perekonomian yang penuh dengan ketidakpastian, LPS memangkas target hanya 6 persen.

“Awalnya 7 persen, tapi kalau saya lihat seperti ini 6 persen itu adalah level yang normal, sudah cukup baik,” kata Purbaya kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 27 Mei 2025.

Purbaya menyebutkan bahwa hingga April 2025 realisasi pertumbuhan DPK sebesar 4,55 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp9.046,5 triliun. Angka ini melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 8,21 persen yoy.

Baca juga: LPS Pangkas Tingkat Bunga Penjaminan Jadi 4 Persen, Valas Ditahan Tetap 2,25 Persen

Purbaya merinci, penghimpunan DPK pada April 2025 ditopang oleh produk giro dan tabungan yang masing-masing tumbuh 6,02 persen yoy dan 6,05 persen yoy.

Seiring dengan DPK yang melambat, pertumbuhan kredit juga seret. Per April 2025, kredit perbankan tumbuh 8,88 persen yoy atau Rp7.959,9 triliun, dengan pertumbuhan kredit investasi mengalami pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 15,2 persen yoy.

Meski demikian, Purbaya menekankan bahwa ketahanan permodalan perbankan tetap solid sebagai buffer risiko pasar dan kredit. Rasio permodalan (KPMM) industri terjaga di level 25,43 persen pada periode Maret 2025.

Baca juga: Bos LPS Beberkan Progres Terbaru Pembentukan Lembaga Penjaminan Polis

Sementara itu, pada April 2025, kondisi likuiditas perbankan masih relatif memadai dengan rasio AL/NCD berada di level 111,32 persen dan rasio AL/DPK sebesar 25,23 persen.

Terjaganya tingkat permodalan juga diikuti dengan perbaikan aspek pengelolaan risiko kredit. Hal ini tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) yang terkendali pada level 2,24 persen dan rasio Loan at Risk (LaR) yang terus turun dan berada di level 9,92 persen dari total penyaluran kredit pada periode April 2025. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

10 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

10 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

11 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

12 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

13 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

13 hours ago