Moneter dan Fiskal

Ekonomi RI Tumbuh 5,11 Persen di Kuartal I 2024, Tertinggi Sejak 2019

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2024 berada pada level 5,11 persen secara tahunan (yoy).

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) Indonesia hingga kuartal I 2024 mencapai Rp5.288,3 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) Rp3.112,9 triliun.

“Ekonomi triwulan I 2024 tumbuh 5,11 persen dibandingan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Ini merupakan pertumbuhan triwulan I tertinggi sepanjang periode 2019-2024,” ujar Amalia, Senin, 6 Mei 2024.

Baca juga: Jurus Jitu BI Jaga Ketahanan Ekonomi RI dan Nilai Tukar Rupiah

Amalia melanjutkan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2024 secara yoy, seluruh lapangan usaha tumbuh positif kecuali lapangan usaha pertanian. Lapangan usaha utama yang memberikan kontribusi besar terhadap PDB, yaitu industri pengolahan, konstruksi, pertambangan, perdagangan dan pertanian.

“Di mana total kelima lapangan usaha tersebut mencakup 63,61 persen dari total PDB,” katanya.

Lebih lanjut, lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah administrasi pemerintahan yang tumbuh 18,88 persen didorong oleh peningkatan belanja pegawai seperti, THR dan kenaikan gaji. Sedangkan, industri pertanian mengalami kontraksi 3,54 persen.

“Kontraksi pertanian disebabkan oleh penurunan produksi komoditas pertanian pada awal tahun 2024 khususnya tanaman pangan karena fenomena el-nino yang berpengaruh pada paruh kedua tahun 2023,” pungkasnya. 

Kemudian, menurut komponen pengeluaran, pertumbuhan ekonomi secara yoy di kuartal I 2024 didorong oleh konsumsi rumah tangga, yaitu tumbuh sebesar 4,91 persen. Sementara itu, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh sebesar 3,79 persen, didorong oleh pertumbuhan seluruh kelompok barang modal  kecuali kendaraan.

Baca juga: Suku Bunga Acuan Naik, BI Tetap Optimis Ekonomi RI Tumbuh 5,5 Persen

“Kedua komponen ini memberikan sumbangan terbesar terhadap PDB yaitu masing-masing sebesar 54,93 dan 29,31 persen terhadap total PDB,” jelas Amalia.

Selanjutnya, komponen ekspor tumbuh sebesar 0,50 persen, sementara impor tumbuh lebih tinggi sebesar 1,77 persen.

Adapun, konsumsi pemerintah tumbuh positif 19,90 persen terutama didorong oleh kenaikan belanja barang dan jasa, serta belanja pegawai. Komponen konsumsi LNPRT juga mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 24,29 persen, didorong oleh peningkatan aktivitas dalam rangka pemilihan umum. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Tetap Beroperasi, Simak Jadwal LRT Jabodebek Selama Libur Lebaran 2025

Jakarta - LRT Jabodebek akan tetap melayani masyarakat selama libur Idul Fitri 2025. Untuk mendukung… Read More

1 hour ago

Daftar 5 Saham Penopang Penguatan IHSG Sepekan

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan 24-27 Maret 2025 mengalami penguatan sebesar… Read More

4 hours ago

Strategi Bank Mega Syariah Hadapi Lonjakan Transaksi Selama Lebaran

Jakarta – Bank Mega Syariah memastikan kesiapan layanan untuk memenuhi kebutuhan transaksi nasabah selama periode… Read More

4 hours ago

Jelang Lebaran, Begini Gerak Saham Bank Indeks INFOBANK15 dalam Sepekan

Jakarta - Jelang libur panjang Nyepi dan Lebaran 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada… Read More

4 hours ago

Hingga H-1 Lebaran, 3,4 Juta Tiket KAI Ludes Terjual

Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat tingginya animo masyarakat dalam menggunakan layanan kereta… Read More

4 hours ago

Daya Beli Lesu, Ramadhan-Idul Fitri Dinilai Tak Mampu Dongkrak Ekonomi Kuartal I-2025

Jakarta - Center of Economic and Law Studies (CELIOS) memperkirakan perputaran uang selama Ramadan dan… Read More

5 hours ago