News Update

Ekonomi Melesat Karena Pergerakan Ekonomi yang Seimbang di Tengah Penyebaran Covid

Jakarta – Penyebaran virus Covid-19 varian delta yang sangat cepat menjadi tantangan dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada kuartal II 2021, pertumbuhan ekonomi nasional melesat 7,07%. Namun lonjakan kasus Covid-19 membuat pemerintah menerapkan kebijakan PPKM Darurat sejak 3 Juli lalu.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, memasuki 2021, memang ada optimisme terhadap pemulihan ekonomi. Setelah tahun 2020 Indonesia betul-betul kena tekanan. Semua komponen negatif, kecuali pengeluaran pemerintah. Di Januari 2021, kasus Covid-19 naik, tapi di Februari turun. Gerak ekonomi masyarakat sepanjang Februari sampai Juni terus meningkat. Maka meski di kuartal I minus 0,7%, di kuartal II berhasil tumbuh 7,07%.

“Ini karena gerak ekonomi masyarakat yang imbang dengan penularan Covid-19 nya. Ketika varian delta masuk, menyebar cepat, ada pembatasan lagi. Ini yang harus kita jaga sekarang. Kuartal II lalu kegiatan ekonomi luar biasa dan meningkat cepat. Semua komponen tumbuh positif, seperti konsumsi rumah tangga, investasi, hingga ekspor impor. Inilah hakikat pemulihan, tidak hanya mengandalkan belanja pemerintah, tapi juga masyarakat. Peran dari fiskal adalah menjadi fleksibel. Artinya ketika dibutuhkan, fiskalnya masuk,“ ujarnya dalam Webinar Sinergi Menjaga Momentum dan Optimisme Pemulihan Ekonomi yang digelar Himbara, Jumat, 6 Agustus 2021. 

Sekarang Indonesia sedang menghadapi tekanan akibat kasus Covid-19 varian delta. Pemerintah, kata Suahasil, sedang berupaya keras menangani hal ini. Bagaimana agar penularan Covid-19 bisa diturunkan, di lain sisi gerak ekonomi bisa diseimbangkan. “Striking the right balance. Ini yang terus diupayakan pemerintah, dan juga teman-teman di BUMN,” katanya. 

Pemerintah akan terus mendorong upaya pemulihan. Misalnya saja lewat berbagai macam stimulus dan insentif, termasuk lewat penempatan dana ke BPD-BPD. Dukungan terhadap korporasi dan UMKM juga akan diteruskan. Subsidi bunga dan penjaminan kredit juga masih dilanjutkan.

“Kondisi ekonomi ini kita yakin sudah mulai terbuka. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, konsumsi positif, investasi positif, ekspor impor juga positif. Dunia usaha mulai bergerak, dan disambut fungsi intermediasi dari perbankan. Likuiditas perbankan yang cukup, disalurkan ke sektor riil, ke dunia usaha. Perbankan terus upayakan intermediasi. Pertumbuhan kredit mengikuti pertumbuhan ekonomi,” terangnya. (*) Ari Astriawan

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Usai Caplok Permata Bank, Bangkok Bank Bakal Akuisisi Bank RI Lagi?

Jakarta – Bangkok Bank sukses mengakuisisi 89,12 persen saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dari Standard Chartered Bank dan… Read More

5 hours ago

PLN Butuh Dana Rp11.160 Triliun untuk Capai NZE 2060

Jakarta – PT PLN (Persero) dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 membutuhkan investasi mencapai USD700 miliar… Read More

5 hours ago

Menilik Peluang Permata Bank Naik Kelas ke KBMI IV

Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau Permata Bank memiliki peluang ‘naik kelas’ ke Kelompok Bank… Read More

5 hours ago

Danantara Dinilai jadi Jawaban Pendongkrak Ekonomi RI Capai 8 Persen

Jakarta – Presiden Prabowo Subianto optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level 8 persen dalam kurun waktu… Read More

6 hours ago

ICC Resmi Keluarkan Surat Penangkapan Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant

Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More

13 hours ago

Tingkatkan Rasa Aman di Kampus, Maximus Insurance Serahkan Polis Asuransi untuk Mahasiswa Unhas

Makassar – PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (Maximus Insurance) menyerahkan polis asuransi jaminan diri… Read More

13 hours ago