Ekonomi Melambat, Permintaan Domestik dan Investasi Perlu Ditingkatkan

Jakarta – Melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia telah berdampak ke perekonomian Indonesia. Di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2019 melambat menjadi 5,05% secara year on year (yoy) atau lebih rendah dibanding triwulan II tahun lalu yang sempat menyentuh angka 5,27%.

Namun, Bank Indonesia (BI) memandang kinerja perekonomian Indonesia di triwulan II 2019 masih terjaga, di tengah perlambatan ekonomi dunia. Ke depan, upaya untuk mendorong permintaan domestik, termasuk investasi, perlu ditingkatkan untuk memitigasi dampak negatif perlambatan ekonomi dunia.

“BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk mempertahankan stabilitas ekonomi, mendorong permintaan domestik, serta meningkatkan ekspor, pariwisata, dan aliran masuk modal asing, termasuk Penanaman Modal Asing (PMA),” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 5 Agustus 2019.

Terjaganya perekonomian Indonesia di triwulan II 2019, kata dia, dipengaruhi oleh permintaan domestik yang masih meningkat di tengah kinerja sektor eksternal yang menurun. Permintaan domestik naik dipengaruhi konsumsi yang lebih tinggi dan investasi yang stabil, meskipun perubahan inventori menurun.

“Sementara, penurunan kinerja sektor eksternal dipengaruhi ekspor yang menurun akibat pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat dan ketegangan hubungan dagang yang berlanjut,” ucapnya.

Permintaan domestik yang tetap kuat banyak menopang pertumbuhan ekonomi triwulan II-2019. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga meningkat dari 5,02% (yoy) pada triwulan I 2019 menjadi 5,17% (yoy), didukung inflasi yang terkendali dan tingkat keyakinan konsumen yang tetap terjaga.

Konsumsi Pemerintah juga meningkat menjadi 8,23% (yoy) dan konsumsi Lembaga Non-profit Rumah Tangga (LNPRT) tetap tinggi sebesar 15,27% (yoy), antara lain didorong dampak positif penyelenggaraan Pemilu 2019.

Adapun investasi tumbuh stabil sebesar 5,01% (yoy), dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 5,03% (yoy). Sementara itu, sektor eksternal ditandai kinerja ekspor dan impor yang kembali mencatat kontraksi yakni masing-masing 1,81% (yoy) dan 6,73% (yoy).

Berdasarkan sektoral, pertumbuhan ekonomi yang terjaga ditopang kenaikan sektor primer terutama LU Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan, serta sektor tersier yakni LU Jasa Lainnya, LU Transportasi dan Pergudangan, serta LU Informasi dan Komunikasi. (*

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

7 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

8 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

11 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

12 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

12 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

14 hours ago