Perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini bukan hanya masalah siklus, tetapi juga struktural. Apriyani Kurniasih.
Jakarta–Menghadapi perlembatan ekonomi saat ini, IMF menilai, Indonesia perlu mengambil langkah dan kebijakan yang tepat. Hal itu untuk mewaspadai dampak dari perlambatan ekonomi global, dan juga rebalancing di China.
Demikian ungkap Mari Elka Pangestu, Guru Besar Universitas Indonesia usai menjadi moderator dalam kuliah umum yang disampaikan oleh Christine Legarde, Managing Director IMF di Universitas Indonesia, hari ini.
Menurut Mari, IMF menurut pandangan Christine optimistis dengan Indonesia. “Indonesia dinilai masih bisa terus tumbuh berkesinambungan, asalkan, pemerintah bisa menentukan langkah dan kebijakan yang tepat” imbuh Mari.
Mari menambahkan, perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini bukan hanya masalah siklus, tapi juga struktural dan akan terus terjadi dalam beberapa tahun ke depan. Karena itu, Indonesia harus melakukan reformasi struktural, seperti di investasi dan bisnis.
“Indonesia harus melakukan manuver kebijakan fiskal dan moneter yang dapat membuat iklim investasi dan bisnis lebih kondusif. Yang termudah dan termurah atau tanpa biaya adalah dengan membuat deregulasi atau relaksasi, dalam arti stimulus kebijakan untuk mendorong perekonomian” pungkasnya.
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume impor susu Indonesia pada periode Januari-Oktober 2024 sebesar 257,30… Read More
Jakarta - PT Bank Digital BCA (BCA Digital) berhasil mencatatkan kinerja keuangan impresif pada kuartal… Read More
Jakarta - PT Bank Seabank Indonesia atau SeaBank kembali mencatat kinerja keuangan yang positif, ditandai… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor pada Oktober 2024 sebesar USD21,94 miliar atau naik 16,54… Read More
Serang - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) berencana mengambil alih (take over)… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor pada Oktober 2024 mengalami peningkatan. Tercatat, nilai ekspor Oktober… Read More