Keuangan

Ekonomi Lagi Sulit, AdaKami Utamakan Prinsip Kehati-hatian dalam Menyalurkan Pinjaman

Jakarta – Tahun 2025 dihadapkan pada situasi ekonomi dan geopolitik yang menantang, berdampak terhadap berbagai lapisan masyarakat. Kondisi ini juga berpotensi memengaruhi penyaluran pinjaman yang disalurkan oleh financial technology (fintech lending) atau pinjaman daring (pindar).

Untuk memitigasi gejolak ekonomi, PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) menegaskan komitmennya dalam menegakkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan pinjaman. Langkah ini bertujuan menjaga kepercayaan para penyalur dana (lender).

Brand Manager AdaKami, Jonathan Kriss menjelaskan, sebagian besar lender AdaKami berasal dari kalangan perbankan yang sangat memahami pentingnya prinsip kehati-hatian dalam pembiayaan.

“Semua lender kami merupakan lender institusional, yang kebanyakan adalah perbankan. Makanya, kenapa prinsip kehati-hatian ini menjadi isu utama buat AdaKami? Karena lender-lender kami kalau ngomongin kehati-hatian, mereka sudah lebih khatam,” kata Jonathan di acara media gathering AdaKami, Selasa, 22 April 2025.

Baca juga: Kuartal Pertama 2025, AdaKami Catat Penyaluran Pinjaman Hampir Rp4 Triliun

Salah satu langkah konkret yang dilakukan AdaKami adalah penerapan teknologi know your customer (e-KYC) dan credit scoring untuk memastikan bahwa peminjam dana (borrower) yang terpilih benar-benar memenuhi kriteria kelayakan.

Sebagai pihak penghubung antara lender dan borrower, Jonathan menegaskan bahwa AdaKami terus meningkatkan kualitas proses seleksi untuk mencegah kerugian di kedua belah pihak.

“Di situlah peran teknologi AdaKami, (yaitu) untuk memastikan bahwa setiap pengguna yang pinjamannya di-approve, dia pun harus memenuhi kriteria tertentu, supaya pada kami juga bisa memenuhi tanggung jawab kepada para lender kami,” tegasnya.

Tingkatkan Literasi Keuangan Masyarakat

Sementara itu, Head of Government Relations AdaKami, Adelheid Helena Bokau, menekankan pentingnya kepatuhan terhadap regulasi serta edukasi keuangan untuk mencegah risiko gagal bayar.

“Yang paling penting adalah, bagaimana edukasi tersebut sampai ke masyarakat Indonesia. Karena kalau di Indonesia itu kan, tingkat literasi keuangan yang harus selalu kita bentuk,” tutur Helena.

Baca juga: Begini Cara AdaKami Berdayakan Petani di Ciamis

Sebagai informasi, pada kuartal pertama 2025, AdaKami mencatatkan penyaluran pinjaman sebesar Rp3,94 triliun. Selain itu, perusahaan memiliki 955.400 pengguna aktif, dengan tingkat keberhasilan bayar (TKB90) sebesar 99,82 persen. (*) Mohammad Adrianto Sukarso

Yulian Saputra

Recent Posts

BEI Tekankan Kolaborasi dan Tanggung Jawab Bersama Bangun Masa Depan Hijau

Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More

37 mins ago

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

2 hours ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

2 hours ago

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

2 hours ago

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

3 hours ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

4 hours ago