Ekonomi Digital

Ekonomi Keuangan Digital Indonesia Bisa Tembus Rp4.531 Triliun

Bali – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut potensi ekonomi keuangan digital Indonesia bisa mencapai Rp4.531 triliun pada 2030. Pemerintah pun menyiapkan strategi digital nasional untuk mengoptimalkan potensi ekonomi keuangan digital sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.

“Pada 2021, perdagangan digital mencapai Rp401 triliun. Seiring dengan meningkatnya akseptasi dan preferensi belanja secara online serta didukung oleh sistem pembayaran digital. Potensi ekonomi digital pada 2025 diperkirakan mencapai USD146 miliar. Sedangkan di 2030 bisa naik 8 kali lipat menjadi Rp4.531 triliun,” ungkap Airlangga dalam Pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022 di Bali, Senin, 11 Juli 2022.

Menurutnya akselerasi inovasi teknologi dan transformasi digital menjadi salah satu strategi utama transformasi atau perubahan ekonomi Indonesia, untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Bahkan, kata dia, nilai transaksi uang elektronik mengalami kenaikan 32,25%, transaksi menggunakan QRIS tumbuh 245% dan nilai transaksi digital banking meningkat 20,28% secara tahunan.

Indonesia sendiri, lanjut Airlangga, menjadi tujuan investasi digital terpopuler di Asia Tenggara. Indonesia menggenggam sekitar 40% digitalisasi di Asia Tenggara yang nilainya mencapai Rp300 triliun. Hal ini disokong perbaikan iklim usaha yang kondusif. Saat ini, Indonesia memiliki tidak kurang dari 2.391 start up, 3 decacorn, dan 8 unicorn.

Digitalisasi ekonomi dan keuangan di Indonesia terus terakselerasi dengan capaian inklusif keuangan, yang berdasarkan survei inklusif keuangan BI, kepemilikan akun mencapai 65,4%. Sedangkan penggunaan produk dan layanan keuangan mencapai 83,6%. “Kita optimis mencapai inklusi keuangan Indonesia yang telah ditargetkan 90% di 2024. Tentu dengan penguatan sinergi, akselerasi, dan implementasi di tingkat nasional dan daerah,” imbuhnya.

Airlangga menilai, digitalisasi perlu dijaga dengan penguatan sinergi, investasi, dan kebijakan sebagai pondasi untuk Indonesia maju. Sinergi antara otoritas, industri dan masyarakat terbukti mampu mendorong stabilitas, terutama untuk perbaikan dan pemulihan ekonomi nasional. “Tentu pemulihan kesehatan dan penguatan kapasitas kelembagaan terus didorong agar efisiensi dan produktivitas juga terus tercapai,” pungkasnya (*) Ari Astriawan

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

15 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

15 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

16 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

17 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

17 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

20 hours ago