Jakarta – Harga minyak anjlok lebih dari 3% pada perdagangan Rabu, 13 Juli 2016 lalu. Harga WTI mencapai di bawah US$46 karena data persediaan minyak mentah menampilkan penurunan persediaan yang lebih kecil dari ekspektasi untuk pekan pertama Juli 2016.
Hal ini dan fakta bahwa produksi minyak Arab Saudi meningkat hingga hampir mencapai 10,6 juta barrel per hari Pada Juni 2016 menjadi motivasi bagi investor bearish untuk mengadakan aksi jual besar-besaran.
Sementara itu, harga emas sudah bearish untuk waktu yang cukup lama dan sepertinya akan terus demikian mengingat masalah oversuplai masih mengganggu ketertarikan investor terhadap komoditas ini. Menurut Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM, hal ini terjadi karena pasar khawatir bahwa permintaan akan merosot disebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Hal ini berpotensi menekan kembali harga emas.
Oversuplai kronis dan penurunan permintaan, lanjut Lukman, juga berpotensi membuat harga minyak terus melemah di masa mendatang. Dari sudut pandang teknikal, minyak mentah WTI tetap bearish dan breakdown tegas di bawah US$44 dapat membuka jalan menuju US$40.(*)
Jakarta – Bank Indonesia (BI) akan segera meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) berbasis NFC (Near Field Communication)… Read More
Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) buka suara soal isu kebocoran data nasabah yang disebabkan… Read More
Jakarta - PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) atau emiten ritel Mr.DIY, menyatakan bahwa raihan… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Kamis, 19… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) akan memperluas layanan BI FAST dengan menghadirkan fitur transaksi kolektif (bulk… Read More
Jakarta – Harga saham PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) anjlok 24,24 persen atau terkena… Read More