Moneter dan Fiskal

Ekonomi Global Landai, RI Perlu Upaya Ekstra Dorong Ekspor

Jakarta – Di tengah perekonomian global yang diproyeksi akan menurun, pemerintah perlu upaya ekstra untuk mendorong nilai ekspor Indonesia, sehingga perekonomian Indonesia masih akan tumbuh positif di tahun ini.

Bank Indonesia (BI) pun memperkirakan laju ekspor di tahun ini masih belum menunjukkan peningkatan dibanding tahun lalu. Namun demkian, laju impor diproyeksi melambat di tahun ini. Untuk itu, butuh upaya ekstra untuk mendorong ekspor.

“Kita perlu upaya ekstra yang lebih banyak untuk dorong ekspor, di tengah permintaan global yang menurun, ini untuk dorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu, 16 Januari 2019.

Di sisi lain, Bank Dunia pun memangkas proyeksikan pertumbuhan ekonomi global 2019 menjadi 2,9 persen, atau direvisi turun dari 3 persen dari proyeksi sebelumnya. Menurunnya proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2019 ini di tengah bertambahnya risiko terhadap pertumbuhan.

“Pertumbuhan ekonomi global melandai, bahkan di belahan negara turun. Perekonomian dunia tumbuh 3 persen bahkan lebih rendah. AS yang tumbuhnya kuat tahun ini bisa 2,3 persen. demikian juga Eropa, Jepang, Tiongkok diperkirakan 6,4 persen dari tahun lalau 6,6 persen,” ucap Perry.

Perry mengungkapkan, pada tahun ini laju ekspor diperkirakan akan berada pada kisaran 6,8-7,2 persen, stagnan dibandingkan proyeksi sepanjang 2018. Sementara impor di 2019 diperkirakan sebesar 9,9-10,3 persen, melambat dibandingkan tahun lalu 12,2-12,6 persen.

Baca juga: Ekspor RI Jeblok 4,89% di Desember 2018

“Ekspor kami prediksi belum tumbuh tinggi di tahun ini sekitar 6,8-7,2 persen, relatif sama seperti 2018,” paparnya.

Lebih lanjut Perry menyatakan, proyeksi ekspor yang relatif stagnan di tahun ini lantaran harga komoditas global yang juga menurun bila dibandingkan dengan kondisi tahun lalu. Untuk itu, diperlukan upaya ekstra untuk mendorong laju ekspor.

“Harga komoditas kalau tahun lalu turun tapi ada sejumlah harga naik. CPO, karet, turun, tapi beberapa komoditas naik seperti tembaga, batu bara, alumunium. Tahun ini hampir seluruh harga komoditas turun. Ini tantangan kita dorong ekspor, perlu upaya ekstra dorong ekspor,” jelasnya.

Namun secara keseluruhan, Bank Sentral memproyeksi perekonomian akan tumbuh hingga 5,2 persen di tahun ini, meningkat dibandingkan proyeksi 2018 sebesar 5,1 persen. Dirinya menilai, konsumsi rumah tangga dan investasi akan menjadi pendorong utama perekonomian di tahun ini.

Pada tahun ini, BI memproyeksi konsumsi rumah tangga tumbuh 5,1-5,5 persen atau di titik tengah 5,2 persen, meningkat dibanding tahun lalu yang diproyeksi 5,1 persen. Sementara investasi di tahun ini diperkirakan tumbuh 6,5-7 persen, meningkat dibandingkan tahun lalu yang diprediksi 6,5 persen.

“Tapi konsumsi dan investasi tinggi, sehingga perekonomian kita bisa tumbuh sekitar 5,0-5,4 persen di tahun ini, di titik tengah 5,2 persen. Untuk tahun lalu proyeksi kami sekitar 5,1 persen,” tutupnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Fintech Lending Dinilai Mampu Atasi Gap Pembiayaan UMKM

Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More

2 hours ago

Dukung Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri Sinergi dengan Pengembang

Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More

3 hours ago

BEI Optimistis Pasar Modal RI Tetap Tumbuh Positif di 2025

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More

4 hours ago

Jadwal Operasional BCA Selama Libur Nataru, Cek di Sini!

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More

5 hours ago

IHSG Tinggalkan Level 7.000, BEI Beberkan Biang Keroknya

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More

5 hours ago

Ekonomi AS dan China Turun, Indonesia Kena Imbasnya?

Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More

5 hours ago