Moneter dan Fiskal

Ekonomi Global Gelap, Menkeu Yakin Indonesia Akan Baik-Baik Saja

Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, perekonomian global masih bergumul dengan masalah inflasi yang tinggi karena krisis energi, pangan, dan disrupsi suplai. Kondisi negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika situasi ekonominya sedang terperosok. Namun, ia mengungkapkan bahwa Indonesia tidak termasuk di dalamnya.

“Jadi kalau disebutkan Indonesia situasi ekonominya tidak baik-baik saja, mungkin saya koreksi. Yang tidak baik-baik saja itu disana,” ujar Sri Mulyani dalam Kuliah Umum Media Indonesia, Jumat, 3 Februari 2023.

Gejolak ekonomi di global tersebut, menciptakan respon kebijakan dalam bentuk kenaikan suku bunga dan pengetatan likuiditas. 

Dia memberi contoh, Bank Sentral di Amerika Serikat menaikan 425 bps hanya dalam waktu 12 bulan, kenaikan tertinggi dan tercepat dalam sejarah Amerika. Kemudian, Bank Sentral di Eropa menaikan suku bunganya lebih dari 250 bps, yang biasanya 0 karena inflasinya negatif.

“Inggris yang selama ini dianggap sebagai negara kuat, situasi ekeonominya tidak baik-baik saja,” ungkap Menkeu.

Lanjutnya, kenaikan suku bunga acuan merupakan respon kebijakan dari bank sentral untuk mengendalikan inflasi. Sementara, kenaikan tersebut akan membuat pelaku usaha terpukul, karena baru saja pulih dari pandemi, tetapi dihadapkan pada situasi kenaikan suku bunga yang agresif.

“Maka prediksi, dari IMS, IMF, OCD, dan Bank Dunia di 2022 ekonomi akan melemah tajam dan tahun 2023 akan kemungkinan terjadi resesi, itu yang disebutkan dengan outlook yang dunia menghadapi atau diprediksi gelap gulita,” katanya.

Ditambah dengan situasi geopolitik yang makin sengit yang menimbulkan suasana yang berlarut-larut. Dilihat dari masing-masing negara yang terus memobilisasi alat militer yang makin kompleks.

“Indonesia waktu dalam situasi perang menjadi tuan rumah Presidensi G-20. Bayangkan dalam situasi kerumitan pasca pandemic, munculnya masalah baru yaitu inflasi yang mengancam dunia, respon kebijakan moneter yang begitu akan bisa memukul ke kinerja ekonomi dunia, plus geopolitk, tapi Indonesia mampu menjadi perekat dunia,” jelasnya.

Untuk itu, Menkeu meyakini Indonesia mampu menghadapi situasi perekonomian yang penuh dengan ketidakpastian.”Jadi kalau tadi kita harus menjadi perekat bangsa, wong kita sudah menjadi perekat dunia. Masa Indonesia sendiri enggak bisa kita rekatkan,” ujar Sri Mulyani. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Irawati

Recent Posts

Gandeng BGN, ID FOOD Siap Dukung Program Makan Sehat Bergizi

Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng holding BUMN pangan ID FOOD dalam pelaksanaan program… Read More

3 hours ago

STAR Asset Management: Sektor Perbankan jadi Peluang Emas di Tengah Koreksi Pasar Saham

Jakarta – STAR Asset Management (STAR AM) mengajak investor memanfaatkan peluang saat ini untuk berinvestasi… Read More

4 hours ago

BNI Sumbang Rp77 Triliun ke Penerimaan Negara dalam 5 Tahun

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More

13 hours ago

BI Gratiskan Biaya MDR QRIS untuk Transaksi hingga Rp500 Ribu, Ini Respons AstraPay

Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More

14 hours ago

AstraPay Bidik 16,5 Juta Pengguna di 2025, Begini Strateginya

Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More

14 hours ago

Askrindo Dukung Gerakan Anak Sehat Indonesia di Labuan Bajo

Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More

14 hours ago