Menurut Mirza, mulai pulihnya perekonomian China nantinya akan berpengaruh pada harga komoditas yang saat ini menurun. Sehingga, kondisi tersebut tentu bakal menopang perekonomian nasional yang saat ini masih mengandalkan komoditas sebagai sumber pertumbuhan perekonomian.
“Tapi sekarang ini sudah ada recovery, sehingga harga batubara, karet, CPO, nikel sudah ada perbaikan. Sehingga ekonomi nasional khususnya di daerah-daerah yang mengandalkan harga komoditas bakal membaik,” ucapnya.
Saat ini, perekonomian di daerah-daerah seperti Sumatera dan Kalimantan sudah mengalami perbaikan. Pada kuartal III-2016 perekonomin Sumatera tumbuh 3,9% dan Kalimantan 2,1% atau mengalami perbaikan dibandingkan dengan kuartal-kuartal sebelumnya di 2015 yang tumbuh melemah.
“Sumatera dan Kalimantan sudah recovery dibandingkn 2015. Tapi memang ekonomi Sumatera dan Kalimantan belum kembali seperti di 2012. Tapi dengan adanya perbaikan harga komoditas Sumatera dan Kalimantan sudah recovery,” tutup Mirza. (*)
(Baca juga: Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi Global Masih Menghantui)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta – PTPN Group bersama kementerian dan sejumlah institusi berkolaborasi meluncurkan program “Manis Swasembada Gula”.… Read More
Jakarta – Bangkok Bank sukses mengakuisisi 89,12 persen saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dari Standard Chartered Bank dan… Read More
Jakarta – PT PLN (Persero) dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 membutuhkan investasi mencapai USD700 miliar… Read More
Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau Permata Bank memiliki peluang ‘naik kelas’ ke Kelompok Bank… Read More
Jakarta – Presiden Prabowo Subianto optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level 8 persen dalam kurun waktu… Read More
Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More