Keuangan

Ekonomi Asia Pasifik Membaik, Investasi Reksa Dana Saham Offshore Bisa jadi Pilihan Menarik

Jakarta – PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menilai pasar saham di kawasan Asia Pasifik memiliki potensi pertumbuhan menarik seiring berlangsungnya pemulihan ekonomi di kawasan ini.  

Sebab, inflasi yang terkendali, terbukanya peluang pemangkasan suku bunga oleh bank sentral di negara-negara Asia, serta berbagai kebijakan pemerintah yang tepat sasaran mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan ini.

Baca juga: Mau Investasi Obligasi, Baiknya Pilih Reksa Dana atau SBN?

Senior Portfolio Manager, Equity MAMI Samuel Kesuma mengatakan, reksa dana saham offshore dengan exposure di kawasan Asia Pasifik memiliki potensi pertumbuhan yang menarik. 

Menurutnya, saham-saham di Asia Pasifik diperdagangkan dengan valuasi yang lebih menarik dibandingkan saham-saham di negara maju. Sebagai gambaran, rasio PE (Price Earning) indeks MSCI Asia Pasifik ex Jepang lebih murah 20 persen dibandingkan kawasan negara maju.

Lebih lanjut, pihaknya memaparkan makroekonomi Indonesia. Indonesia sendiri memiliki fundamental perekonomian yang kuat. Inflasi di Indonesia termasuk yang terendah di antara negara-negara berkembang.  

Di sisi lain, keuangan publik di Indonesia pun merupakan yang paling sehat diantara negara-negara berkembang lainnya. Perbandingan antara utang swasta terhadap PDB baru mencapai 29 persen, sehingga masih ada peluang bagi sektor swasta untuk meningkatkannya.  

“Perdagangan komoditas mengalami surplus seiring dengan persentase PDB yang telah melambat, namun angkanya tetap jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum COVID,” ujar Katarina.

Baca juga: Kinerja Reksa Dana Pendapatan Diyakini Moncer hingga Akhir 2023, Ini Pendorongnya

Menurutnya, untuk bisa memanfaatkan peluang pasar di kawasan Asia Pasifik ex Jepang, investor dapat berinvestasi di reksa dana saham offshore yang berfokus pada saham-saham di kawasan ini.  

Menurutnya, salah satunya, yaitu reksa dana saham Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS yang portofolionya terdiri dari saham-saham perusahaan Asia berskala global.  

“Reksa dana ini memberikan imbal hasil sebesar 7,98 persen YTD berdasarkan fundfact sheet per akhir Juli 2023,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

8 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

10 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

10 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

12 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

17 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

19 hours ago