Lifestyle

Ekonomi 3 Kawasan ini Terimbas Harga Minyak dan Komoditas

Washington – Bank Dunia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Timur Tengah dan Afrika Utara akan meningkat ke angka 2,9% pada 2016, atau sedikitnya 1,1% lebih rendah dari proyeksi Januari. Pemangkasan ini dilakukan seiring dengan prakiraan harga minyak yang terus menurun. Tahun ini, harga minyak diperkirakan menyentuh US$41 per barel.

Alasan utama meningkatnya pertumbuhan kawasan ini pada 2016 adalah perbaikan pesat di Republik Islam Iran, seiring dengan dicabutnya sanksi pada Januari lalu. Prakiraan kenaikan harga minyak pada 2017 juga mendukung perbaikan pertumbuhan kawasan menjadi 3,5% pada 2017.

Bank Dunia juga memproyeksikan adanya peningkatan pada pertumbuhan ekonomi di Asia Selatan.  Organisasi global dunia ini menyebut, pertumbuhan di kawasan ini diproyeksikan meningkat menjadi 7,1%pada 2016, meskipun pertumbuhan negara-negara maju yang lebih rendah dari harapan sesungguhnya memperburuk pertumbuhan ekspor di kawasan ini.

India, negara paling besar di kawasan Asia Selatan menunjukkan penguatan kegiatan, seperti halnya Pakistan, Bangladesh dan Bhutan. Kebanyakan negara-negara Asia Selatan telah mendapat keuntungan dari jatuhnya harga minyak, inflasi yang rendah dan arus modal yang stabil.

Sementara itu, untum Afrika Sub Sahara, Bank Dunia memproyeksikan, ekonominya kembali melambat. Menurut Bank Dunia, Ekonomi di kawasan ini diproyeksikan melambat lagi pada 2016 ke 2,5%, turun dari estimasi 3,0% pada 2015, seiring dengan harga komoditas yang masih rendah, aktivitas global yang melemah dan kondisi-kondisi pembiayaan yang diperketat.

Negara-negara eksportir minyak tak diharapkan mengalami peningkatan pesat pada pertumbuhan konsumsi, sementara inflasi rendah pada negara-negara pengimpor minyak sebaiknya mendukung belanja konsumen. Namun, inflasi harga makanan akibat kekeringan, tingginya pengangguran dan efek dari depresiasi mata uang bisa memangkas hal-hal tersebut.

Pertumbuhan investasi diperkirakan melambat di banyak negara, seiring dengan upaya pemerintah dan investor untuk memotong atau menunda pengeluaran dalam konteks konsolidasi fiskal.(*)

Apriyani

Recent Posts

Dukung Program 3 Juta Rumah, Bank Mandiri Sinergi dengan Pengembang

Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More

14 mins ago

BEI Optimistis Pasar Modal RI Tetap Tumbuh Positif di 2025

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More

1 hour ago

Jadwal Operasional BCA Selama Libur Nataru, Cek di Sini!

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More

2 hours ago

IHSG Tinggalkan Level 7.000, BEI Beberkan Biang Keroknya

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More

3 hours ago

Ekonomi AS dan China Turun, Indonesia Kena Imbasnya?

Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More

3 hours ago

KB Bank Beri Suntikan Pembiayaan untuk Vendor Tripatra

Jakarta – KB Bank menjalin kemitraan dengan PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra) melalui program… Read More

4 hours ago