Solo- Memasuki tahun politik 2019, Bank Indonesia (BI) dinilai tidak perlu menaikan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate miliknya. Terlebih, tekanan dari luar negeri diprediksi akan semakin mereda.
“Kemungkinan besar, tahun depan itu kebalik, ada dana kembali ke emerging market, dan dipilihlah emerging market yang mana yang lebih baik, katakanlah sentral bank-nya lebih prudent dan lain-lain,” kata Ekonom Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat di Solo, Sabtu 17 November 2018.
Dirinnya optimis fundamental ekonomi nasional masih akan terus tumbuh seiring dengan arus modal asing akan mulai kembali ke negara berkembang seperti Indonesia.
Dirinya menjelaskan, pelemahan nilai tukar rupiah pada beberapa bulan lalu lebih diakibatkan oleh defisit transaksi berjalan (CAD) yang besar. Meski tak bisa dipungkiri penguatan dolar AS juga memiliki andil dalam pelemahan rupiah.
“So far saya liat BI sudah prudent, dia sudah jaga. Kemudian acuan normatif yang lain adalah, jangan sampai suku bunga BI jauh lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan ekonomi,” kata Budi.
Tercatat, hingga sepanjang 2018 saja BI telah menaikkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate sebanyak 175 bps pada bulan Mei Juni, Agustus dan terakhir pada November sehingga kini berada di level 6,00%. (*)
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More
Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More
Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More