Analisis

Ekonom: Skema Iuran OJK Dari Industri Tak Masuk Akal

Jakarta– Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memandang skema iuran industri keuangan untuk anggaran Otoritas Jasa Keuagan (OJK) tidak masuk akal dan rawan untuk tidak tidak independen.

Dirinya menyebut, peraturan tersebut harus dikaji lebih dalam oleh pemerintah bersama dengan DPR RI guna melihat manfaat bagi kinerja industri jasa keuangan.

“Ini berkaiatan dengan iuran OJK yang dari awal dipermasalahkan, bagaimana mereka yang membayar iuran diawasi, dan juga untuk membangun gedung baru, ini enggak masuk akal juga,” kata Bhima pada acara Fokus Group Discussion (FGD) di Jakarta, Selasa 28 Januari 2020.

Dirinya juga mempertanyakan terkait kebijakan iuran yang tidak diberlakukan bagi industri fintech. Terlebih, industri fintech sedang berkembang cukup pesat.

“Diantara iuran itu juga, bank ditarik iuran lembaga keuangan, tapi fintch belum membayar iuran ini di liberalisasikan dengan alasana regulatory sandbox,” tambah Bhima.

Sebelumnya, berdasarkan hasil survei yang dilakukan Citiasia bersama Majalah Infobank juga mencatatkan koresponden yang terbebani mengenai iuran yang OJK. Kelompok perbankan memiliki porsi yang berkeberatan paling tinggi (53.3%) dibanding kelompok lainnya, seperti asuransi (37%), lembaga pembiayaan (37%), dan lembaga keuangan khusus (49%).

“Alokasi yang dirasa belum berdampak nyata dan positif menjadi alasan utama mereka yang mengaku berkeberatan,” ucap Direktur Riset Citiasia Achmad Yunianto.

Suheriadi

Recent Posts

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

20 mins ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

52 mins ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

20 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

20 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

20 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

22 hours ago