Perbankan

Ekonom Senior INDEF Ingatkan Hal Ini Agar Kredit Perbankan Tembus Double Digit

Jakarta – Pertumbuhan kredit perbankan terus menunjukkan peningkatan. Per Mei 2023 angka kredit perbankan telah mencapai posisi 9,39 persen atau mendekati pertumbuhan dua digit.

Ekonom Senior Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), Aviliani menyatakan, bahwa dengan tingkat pertumbuhan kredit yang terus tumbuh tersebut, menandakan permintaan dan rasio kredit non-performing loan (NPL) perbankan dalam keadaan yang normal.

“Kalau melihat dari pertumbuhannya, DPK (Dana Pihak Ketiga) kita naik (6,55 persen), ini kemudian kredit naik 9 persen, jadi kredit lebih tinggi daripada DPK, ini suatu hal yang sudah terjadi dalam beberapa tahun ya jadi selalu permintaan kredit lebih tinggi,” ucap Aviliani dalam Diskusi Publik INDEF di Jakarta, 21 Agustus 2023.

Baca juga: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Terindikasi Melambat di Juli 2023, BI Ungkap Penyebabnya

Menurutnya peningkatan kredit tersebut juga didukung oleh peran-peran perusahaan perbankan yang telah menerapkan pengendalian manajemen risiko yang baik, sehingga kinerja yang dihasilkan juga lebih baik di tengah ketidakpastian global.

Kemudian, Aviliani juga menyoroti beberapa hal terkait dengan perbankan, di mana dengan adanya penurunan harga komoditas diperkirakan dapat memengaruhi kinerja korporasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Kemudian penurunan harga komoditas itu memengaruhi juga pertumbuhan ekonomi Indonesia dan juga perbankan karena mungkin ada bank yang memberikan kredit pada saat harga komoditas sangat tinggi ini juga perlu dievaluasi kembali,” imbuhnya.

Adapun, perbankan juga akan memperhatikan perkembangan politik menuju pemilihan umum (pemilu) 2024, namun Aviliani menyebut perbankan tidak perlu khawatir akan hal tersebut karena pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini terus tumbuh positif 5,17 persen di triwulan II-2023.

Baca juga: DPK Perbankan Melemah, Ternyata Ini Sebabnya

“Perbankan memerhatikan politik tapi dalam teori atau dalam kenyataannya sebenarnya setiap ada pemilu itu ternyata tidak berpengaruh terhadap ekonomi karena ekonomi itu tetap tumbuh bagus apalagi kalau sekarang kalau kita lihat relatif tidak terjadi konflik seperti dua periode kemarin jadi so far pemilu ini akan lebih smooth,” ujar Aviliani. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

8 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

10 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

12 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

13 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

13 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

16 hours ago