Moneter dan Fiskal

Ekonom Proyeksi Pergerakan Rupiah pada Posisi 16.100 hingga Akhir 2024

Jakarta – PT Bank Permata Tbk atau PermataBank menyoroti peluang pergerakan rupiah hingga akhir tahun akan berkisar pada posisi Rp15.800 sampai dengan Rp16.100.

Meski begitu, Chief Economist PermataBank Josua Pardede mengatakan, kisaran rupiah tersebut harus dibarengi oleh fundamental dan sentimen yang kondisinya relatif masih terkendali di tengah perekonomian global yang masih mengalami volatilitas.

“Akhir tahun ini rupiah akan berkisar Rp15.800 sampai dengan Rp16.100, namun secara umum fundamental dan juga sentimen kita berharap bahwa kondisinya relatif masih terkendali, sekalipun memang tadi gejolak dari globalnya karena kita melihat bahwa kondisinya masa keuangan global ini cukup volatile,” ucap Josua dalam PIER Economic Review: Mid-Year secara virtual di Jakarta, 8 Agustus 2024.

Baca juga : Gandeng Japan Airlines, PermataBank Tawarkan Paket Perjalanan Menarik ke Luar Negeri

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa, dengan masih bergejolaknya kondisi pasar keuangan global dikhawatirkan dapat memicu investor asing memindahkan dananya ke instrumen lain dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

“Saat ini rupiah di penutupan kemarin Rp16.035 dan pada pembukaan perdagangan hari ini rupiah sudah diperdagangkan di bawah Rp16.000 per dolarnya dan ini tentunya tadi sangat beralasan dan ini sangat mendasar bagaimana ekspektasi dari pasar terkait dengan penurunan bunga The Fed,” imbuhnya.

Baca juga : Kredit Tumbuh 10,2 Persen, PermataBank Cetak Laba Bersih Rp1,5 Triliun per Juni 2024

Di mana, peluang The Fed untuk menurunkan suku bunganya akan terjadi pada bulan September sebanyak 50 bps, lalu akan dilanjutkan pada bulan November sekitar 20 bps, dan terakhir di bulan Desember sebanyak 25 bps.

“Ini tentunya memberikan optimisme ataupun memberikan sentimen risk on di pasar keuangan negara-negara berkembang, sehingga ada ekspektasi juga bahwa risk aset termasuk aset-aset di denominasi rupiah,” ujar Josua.

Adapun, para pelaku pasar global saat ini masih akan menunggu hasil rapat FMOC terkait suku bunga The Fed pada bulan September mendatang yang diharapkan dapat memberikan kepastian atas pasar keuangan global. (*)

Editor : Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

5 hours ago

Donald Trump Isyaratkan Akhiri Konflik Gaza Sebelum Biden Lengser

Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengisyaratkan rencana untuk mengakhiri konflik yang berlangsung… Read More

20 hours ago

Allianz Catat Pertumbuhan GWP 10 Persen di November 2024, Segini Nilainya

Jakarta – PT Asuransi Allianz Utama Indonesia (Allianz Utama) mencatatkan pertumbuhan positif untuk Growth Written Premium atau GWP… Read More

21 hours ago

Stok Energi Primer Cukup, PLN Siap Pasok Listrik Andal Selama Nataru

Jakarta - PT PLN (Persero) memastikan keandalan pasokan listrik menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru… Read More

21 hours ago

Kualitas Aset Membaik, KB Bank Targetkan Peningkatan NII hingga 2,3 Persen di 2025

Jakarta– KB Bank mulai mencetak kinerja positif dengan perbaikan kualitas aset dan ekspansi portofolio kredit… Read More

21 hours ago

Dirut Bank Mandiri: Indonesia Berperan Vital dalam Perubahan Iklim Global

Jakarta - Direktur Utama (Dirut) Bank Mandiri Darmawan Junaidi menilai, Indonesia memiliki kemampuan untuk mengurangi… Read More

21 hours ago