Moneter dan Fiskal

Ekonom Prediksi BI Bakal Tahan Suku Bunga, Ini Faktornya

Jakarta – Ekonom LPEM FEB Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky menilai Bank Indonesia (BI) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini (18/4) perlu menahan suku bunga acuannya di 5,75%.

Riefky mengatakan, terdapat beberapa alasan untuk BI tetap mempertahankan suku bunganya. Pertama, inflasi tahunan pada Maret 2023 turun menjadi 4,97% yoy dari bulan sebelumnya sebesar 5,47% yoy atau melambat sebesar 50bps.

“Hal ini didorong oleh penurunan seluruh komponen inflasi yang sebagian andilnya disumbang oleh respons kebijakan moneter BI,” ujar Riefky dalam keterangan resminya, dikutip, Selasa, 18 April 2023.

Kedua, Indonesia mencatat arus modal masuk sebesar US$8,21 triliun pada pertengahan April 2023 menyusul tekanan untuk menunda pengetatan moneter oleh AS. Hasilnya, memengaruhi pergerakan mata uang domestik, karena Rupiah terapresiasi ke Rp14.750 pada 13 April 2023 dibandingkan dengan Rp15.360 pada periode yang sama bulan lalu.

Kemudian, lanjut Riefky, The Fed tidak akan lagi menaikan suku bunganya secara agresif dibandingkan dengan sebelumnya. Meskipun, dalam pertemuan FOMC terakhir The Fed mengejutkan pasar dengan kembali menaikkan suku bunga sebesar 25bps menjadi 4,75% – 5,00% sebagai upaya untuk melawan inflasi yang sangat tinggi sambil mengatasi risiko terhadap stabilitas keuangan. 

“Namun, kekacauan perbankan telah memicu kekhawatiran bahwa bank sentral dapat mengoreksi ekonomi secara berlebihan ke dalam resesi dan memicu lebih banyak kegagalan bank, sehingga pasar tidak begitu yakin bahwa Fed memiliki lebih banyak ruang untuk menaikkan suku bunga setelah kenaikannya dalam pertemuan FOMC sebelumnya,” ungkapnya.

Selain itu, cadangan devisa Indonesia meningkat menjadi US$145,2 pada Maret 2023, tertinggi sejak periode yang sama di tahun lalu. Dengan tren cadangan yang meningkat, Indonesia memiliki ruang yang cukup untuk meredam guncangan eksternal yang sedang berlangsung dan yang akan datang.

“Mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, kami memandang bahwa BI sebaiknya mempertahankan suku bunga kebijakan pada 5,75% bulan ini untuk menjaga stabilitas harga dan nilai tukar sembari melanjutkan langkah-langkah makroprudensial untuk mendukung momentum pertumbuhan ekonomi,” kata Riefky. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

8 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

10 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

12 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

13 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

13 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

16 hours ago