Moneter dan Fiskal

Ekonom: Pengetatan Kebijakan Moneter BI Dinilai Tepat

Yogyakarta – Keterbukaan ruang kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) untuk menaikan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate dinilai sudah tepat, sebagaimana diketahui kebijakan tersebut sebagai bentuk sikap BI dalam merespon pelemahan rupiah.

Hal tersebut disampaikan Ekonom senior Raden Pardede setelah menghadiri seminar dengan tema Pengembangan dan Pembiayaan Industri Padat Karya Berorientasi Ekspor di Kantor Perwakilan BI. Bahkan dirinya menilai, kenaikan suku bunga Bank Indonesia masih sangat bergantung pada cepat atau lambatnya kenaikan suku bunga Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed).

“Kenaikan suku bunga kalau kita dengar tadi akan tergantung pada seberapa cepat kenaikan suku bunga di AS. Di AS kan arahnya ke arah tiga persen. Apakah kita bisa hanya empat persen seperti sekarang? Mungkin tidak bisa,” jelas Raden Pardede di Kantor Perwakilan BI Yogyakarta, Senin 7 Mei 2018.

Dirinya menambahkan bahwa saat ini Indonesia masih tergantung dari kebijakan Amerika Serikat dan fluktuasi global dimana dirinya juga menyebut bahwa hingga saat ini Indonesia masih membutuhkan capital inflow dari luar.

Baca juga: Ini Tanggapan Bankir Soal Pengetatan Kebijakan Moneter BI

“Tidak bisa pungkiri bahwa perekonomian kita juga tergantung pada luar, bahwa policy di dalam negeri juga akan berkaitan dengan policy di luar. Kalau kita butuh capital inflow, kita itu seperti bejana berhubungan. Tidak bisa kita hanya dapat yang enak saja,” tambah Raden.

Ditemui di tempat yang sama, Deputi Senior Gubernur BI, Mirza Adityaswara bahkan menilai, suku bunga The Fed diprediksi akan terus melaju di angka 3 persen pada tahun ini, atau diperkirakan masih akan meningkat tiga kali hingga empat kali. Dimana suku bunga Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) pada 21 Maret 2018 lalu The Fed telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen menjadi 1,5 persen-1,75 persen.

Selain itu sebagai informasi Bank Indonesian (BI) juga membuka ruang untuk mengetatkan kebijakan moneternya melalui kenaikan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate yang saat ini berada pada level 4,25 persen. Namun hingga April lalu Bank Indonesia tercatat masih menahan suku bunga acuan tersebut.(*)

Suheriadi

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

18 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

18 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

19 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

20 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

20 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

23 hours ago