Ilustrasi: Batangan emas Antam. (Foto: Erman Subekti)
Poin Penting
Jakarta – Investasi emas diperkirakan akan mengalami tren penurunan pada 2026 apabila kondisi perekonomian dan geopolitik global membaik. Dalam situasi tersebut, para investor cenderung beralih ke aset lain di luar emas.
Chief Economist Citibank N.A., Indonesia, Helmi Arman mengatakan, penguatan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan China berpotensi mendorong pergeseran minat investor dari emas ke instrumen lain seperti saham dan properti.
“Kalau memang tahun depan perekonomian Amerika Serikat pulihnya cepat dan juga perekonomian China juga ikut terangkat, maka akan ada pesaing-pesaing baru untuk emas dari sisi instrumen keuangan,” ujar Helmi dinukil ANTARA, Kamis, 6 November 2025.
Ia menilai, dalam beberapa tahun terakhir sekitar 80 persen permintaan emas berasal dari kegiatan investasi, sementara 20 persen sisanya digunakan untuk kebutuhan industri.
Baca juga: Update Harga Emas Hari Ini: Antam Melesat, Galeri24 dan UBS Kompak Turun
Menurutnya, salah satu pembeli terbesar instrumen investasi emas adalah bank sentral negara-negara berkembang. Mereka cenderung meningkatkan cadangan emas akibat ketegangan geopolitik dan dinamika kebijakan perdagangan AS.
Namun, jika tensi geopolitik mereda dan prospek ekonomi membaik, permintaan emas untuk investasi — baik oleh institusi maupun rumah tangga — diperkirakan akan melambat.
Helmi menyebut permintaan emas dari konsumen rumah tangga di Asia, terutama China dan India, menjadi pendorong utama penjualan emas global.
“Di China, semenjak sektor propertinya lemah, demand (permintaan) rumah tangga untuk emas jadi meningkat,” bebernya.
“Ketika pasar properti dan keuangan di dua negara tersebut kembali pulih, minat masyarakat untuk membeli emas akan cenderung menurun,” imbuhnya.
Baca juga: HRTA Beberkan Pemicu Kenaikan Harga Emas Sepanjang Oktober 2025
Helmi memperkirakan harga logam dasar seperti tembaga, nikel, dan aluminium berpotensi meningkat pada 2026 seiring pulihnya perekonomian global. Kondisi tersebut akan mendorong aktivitas industri dan pembangunan infrastruktur yang membutuhkan logam-logam tersebut.
Helmi meyakini saat ini prospek komoditas logam dasar masih kurang menarik karena melemahnya perekonomian global. Namun, jika tahun depan ekonomi AS mulai pulih, permintaan terhadap logam dasar non-emas diperkirakan meningkat.
“Makanya Citi berekspektasi tahun depan harga emas dunia secara rata-rata mungkin tidak sebagus tahun ini dan ada potensi logam dasar mulai naik panggung,” pungkasnya.
Diketahui, Harga emas untuk produk logam mulia jenis Galeri24 dan UBS di Pegadaian, Kamis, 6 November 2025, kompak mengalami penurunan.
Melansir laman Sahabat Pegadaian, harga jual emas Galeri24 anjlok ke level Rp2.358.000 dari awalnya Rp2.374.000 per gram.
Sementara itu, emas UBS turun menjadi Rp2.360.000 per gram dari sebelumnya Rp2.376.000 per gram. Adapun data harga jual emas Antam masih belum tersedia hingga hari ini. (*)
Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More
Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More
Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More
Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More
Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More
Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More