Jakarta– Keputusan Bank Indonesia (BI) melonggarkan kebiajkaan moneternya dengan menurunkan suku bunga acuan 25 bps hari ini diyakini masih akan berlanjut. Ekonom UOB Indonesia Ho Woei Chen mengatakan keputusan bank sentral memotong BI rate 25 bps menjadi 7,25%, dengan suku bunga Deposit Facility 5,25% dan Lending Facility pada level 7,75% untuk pertama kalinya sejak February 2015 tidak mengejutkan.
Dia menyebut, dari 23 ekonom yang disurvei Bloomberg, 13 diantaranya meyakini bank sentral akan melakukan penurunan BI Rate seiring dengan inflasi yang rendah. Ia sendiri meyakini keputusan BI tersebut terutama didorong oleh jatuhnya harga minyak dunia di bawah US$30/ barel. Setelah keputusan penurunan BI rate hari ini menurutnya kemungkinan BI akan kembali mengejar penurunan suku bunga acuan antara 25 bps hingga 50 bps lagi.
” Kami pikir timing penurunan BI rate selanjutnya sangat oprtunis dan akan sangat tergantung pada stabilitas nilai tukar dan kenaikan suku bunga Amerika,” ujar dia. Artinya, pemotongan suku bunga kemungkinan akan kembali dilakukan secepat mungkin di Februari jika pasar stabil. Meskipun, BI masih mewaspadai perkembangan ekonomi China dan harga komoditas.(*) Ria Martati
Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More
Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More
Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More
Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memperoleh tanda kehormatan tertinggi, yakni “Grand Cross of the Order… Read More
Jakarta – PT PLN (Persero) telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pada Kamis (14/11).… Read More