Jakarta- Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dinilai menjadi salah satu tugas rumah Pemerintah untuk dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional hingga akhir tahun 2019.
Hal tersebut disampaikan oleh Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara ketika dihubungi oleh Infobank, Selasa 7 Mei 2019. Bhima menyebutkan, sekiranya BI dapat menurunkan suku bunga acuannya hingga 50 basis point (bps) hingga akhir tahun.
“Turunkan bunga acuan 25 bps hingga 50 bps untuk memberikan stimulus sektor riil dan kurangi beban pelaku usaha,” kata Bhima, Selasa 7 Mei 2019.
Selain itu, Pemerintah juga diharapkan dapat mengantisipasi proteksi dagang dengan negosiasi bilateral ke negara tujuan ekspor utama. Menurutnya,banyak peluang dagang yang harus dicapai oleh Pemerintah.
“Misalnya diskriminasi sawit Eropa pukul biodisel tapi potensi minyak sawit ke industri oleokimia, kosmetik masih besar. Peluang itu yang harus dikejar,” kata Bhima.
Sebaga informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2019 sebesar 5,07% secara year on year (YoY) atau tercatat lebih rendah 0,52% dibanding kuartal IV-2018 yang mampu tumbuh sebesar 5,18%. (*)
Jakarta – Bangkok Bank sukses mengakuisisi 89,12 persen saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dari Standard Chartered Bank dan… Read More
Jakarta – PT PLN (Persero) dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 membutuhkan investasi mencapai USD700 miliar… Read More
Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau Permata Bank memiliki peluang ‘naik kelas’ ke Kelompok Bank… Read More
Jakarta – Presiden Prabowo Subianto optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level 8 persen dalam kurun waktu… Read More
Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More
Makassar – PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (Maximus Insurance) menyerahkan polis asuransi jaminan diri… Read More