Jakarta – Bank-bank sedang berjibaku menghadapi dampak pandemi COVID-19. Kendati secara industri sehat dan stabil seperti disampaikan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), tapi bank-bank harus tetap mewaspadai risiko-risiko yang muncul akibat dampak penurunan ekonomi di masa pandemi. “Secara industri sehat dan stabil, namun kerentanan di aspek likuiditas dan kualitas kredit harus dimitigasi dengan baik,” ujar Didik Madiyono, Anggota Dewan Komisioner LPS kepada infobanknews.com (26/6/20).
Teguh Supangkat, Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menyampaikan bahwa sektor perbankan harus dijaga kesehatannya karena tidak bisa menghindari dari dampak COVID-19. “Namun masih bisa dikendalikan dan itu terlihat dari non performing loan-nya yang masih terjaga,” ujarnya saat menjadi pembicara webminar UMKM Gearing-Up Into The New Normal yang digelar Infobank (26/6/20).
Kendati begitu, beberapa bank memang mengalami tekanan kinerja dan harus diperkuat daya tahannya dengan menambah modal segar oleh pemiliknya. Salah satunya Bank Bukopin (BBKP) yang telah mendapatkan komitmen modal segar dari Kookmin Bank, bank raksasa asal Korea Selatan yang selama ini memiliki 22% saham BBKP. Kookmin sudah menyetor US200 juta atau setara Rp2,8 triliun ke rekening escrow, sementara Bosowa Corporation yang selama ini memegang porsi 23% saham BBKP akan terdilusi karena hanya menyetor Rp190 miliar.
Namun, upaya memperkuat kesehatan BBKP dibumbuhi isu politik dan sentimen soal investor asing. Sejumlah ekonomi mengingatkan bahwa isu politik jangan dibawa dalam upaya menyehatkan bank di masa sulit karena COVID-19. “Sayang sekali sekarang ada yang mengangkat isu politik, masalah bank asing segala,” tandasnya kepada infobanknews.com (26/6/20).
Menurut, Ekonom Core Indonesia, Piter Abdullah, penyelesaian permasalahan BBKP harus berupa injeksi modal. “Tidak perlu dipermasalahkan siapa yang injeksi modal. Mau Kookmin, Bosowa, atau pihak lain yang mau, yang penting memberi dana segar,” imbuh Piter.
Hal senada ditegaskan Sunarsip, ekonom dari The Indonesia Economic Intelligence. Menurutnya, perbankan adalah lembaga kepercayaan dan sensitif terhadap rumors, sehingga harus dijaga dari isu-isu negatif. “Tidak boleh ada bank yang bermasalah di saat sulit seperti sekarang. Kesehatan bank dan kepercayaan masyarakat jauh lebih penting dari sekedar siapa yang menginjeksi modal,” ujar Sunarsip kepada infobanknews.com (26/6/20). (*)
Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More
Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More
Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More
Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memperoleh tanda kehormatan tertinggi, yakni “Grand Cross of the Order… Read More
Jakarta – PT PLN (Persero) telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pada Kamis (14/11).… Read More