Jakarta – Isu penyehatan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat) terus berkembang. Padahal, sejatinya Bank Muamalat bukan merupakan bank yang bisa dikategorikan sebagai bank sakit.
“Bank Muamalat ini bukan bank sakit. Bank ini sehat, cuma bisnisnya memang lagi turun. Bank negatif itu kalau equity-nya negatif, CAR di bawah 8%,” papar Chief Economist IEI, Sunarsip dalam Focus Group Discussion ”Skenario Langkah Penyehatan Bank Muamalat” yang diselenggarakan The Chief Economist Forum di Jakarta, Selasa, 10 Desember 2019.
Sunarsip melanjutkan, karena termasuk bank sehat, yang terpenting adalah bagaimana mendorong bisnis Bank Muamalat kembali normal. Kondisi Bank Muamalat saat ini lebih disebabkan oleh salah kelola bisnis, terutama dalam portofolio pembiayaannya.
Sebagai bank kelompok BUKU II sebaiknya Bank Muamalat kembali ke core business-nya di pembiayaan consumer. Selama ini Bank Muamalat masuk ke segmen korporasi. Itu juga yang menyebabkan NPF-nya terkerek naik ke kisaran 5% per September 2019.
“Bank ini harus melakukan reorientasi bisnis. Kembali saja ke segmen consumer seperti sebelumnya,” imbuh Sunarsip. (*) Ari As
Editor: Paulus Yoga
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More
Jakarta - Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Senin, 23 Desember… Read More
Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) buka suara terkait dengan transaksi Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS)… Read More