Ekonomi dan Bisnis

Efisiensi, Morgan Stanley Pangkas 1.600 Karyawannya

Jakarta – Morgan Stanley memangkas sekitar 2% karyawannya yang ada di seluruh dunia pada Selasa (6/12). Kebijakan pemangkasan pekerja tersebut berdampak terhadap sekitar 1.600 karyawan dari total 81.567 pekerja yang ada di lembaga bank investasi global itu, seperti dikutip dari CNBC, 8 Desember 2022.

Morgan Stanley mengikuti gaya pesaingnya yakni Goldman Sachs, serta perusahaan keuangan lainnya seperti Citigroup dan Barclays dalam mengembalikan ritual Wall Street yang tertunda selama pandemi Covid-19, memangkas mereka yang memiliki performa kerja di bawah standar.

Lembaga perbankan umumnya memangkas sekitar 1% sampai 5% dari total pekerja yang dinilai sebagai “the weakest workers” sebelum bonus dibayarkan. Kondisi ini membuat anggaran perusahaan tersisa banyak untuk pekerja yang tidak terkena PHK.

Sekedar informasi, industri perbankan sempat menghentikan praktik demikian pada 2020 saat pandemi mengguncang perekonomian dunia selama dua tahun. Kebijakan pemangkasan karyawan Morgan Stanley sebelumnya terakhir kali dilakukan pada 2019.

Namun, berdasarkan informasi dari sejumlah pihak, profesi penasihat keuangan atau financial advisors adalah sebagian kecil kelompok profesi yang tidak terkena kebijakan pengurangan pegawai di Morgan Stanley. Ini karena para penasihat keuangan bertugas mengelola keuangan para nasabah yang berkontribusi besar untuk pendapatan korporasi.

Morgan Stanley seperti teman-temannya di industri perbankan, sudah melihat pembengkakan jumlah pegawai dalam beberapa tahun terakhir. Dari kuartal pertama 2020 sampai kuartal ketiga di tahun ini, jumlah pegawai Morgan Stanley tercatat meningkat 34%.

CEO Morgan Stanley, James Gorman, sebenarnya sudah menyampaikan informasi pemangkasan pegawainya. Ia memberitahu Reuters bahwa pengurangan jumlah pekerja di institusinya tergolong pengurangan pegawai dengan jumlah yang sedikit.

“Beberapa orang akan dibiarkan pergi. Kebanyakan bisnis akan melakukan itu setelah mengalami pertumbuhan dalam jangka panjang,” ujar James, dikutip dari CNBC. (*) Steven Widjaja

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

OJK Bergabung dengan Global Asia Insurance Partnership, Perkuat Perasuransian di Asia

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan telah bergabung dengan Global Asia Insurance Partnership (GAIP)… Read More

34 mins ago

KBank Perkuat Ekspansi Regional, Tegaskan Investasi pada Bank Maspion

Bangkok - Kasikorn Bank (KBank) semakin mengukuhkan posisinya di kawasan ASEAN dan sekitarnya dengan strategi… Read More

2 hours ago

IHSG Berpotensi Melemah Setelah Reli 5 Hari

Jakarta - BNI Sekuritas menyoroti pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More

3 hours ago

Solo International Art Camp 2024, Seni yang Menghubungkan Dunia

Solo - Solo International Art Camp (SIAC) 2024 kembali lagi. Event yang digelar pada 17-24… Read More

3 hours ago

Kejahatan Siber Meningkat, Kenali Modus Penipuan Investasi Gaya Baru

Jakarta - Perkembangan teknologi digital yang pesat telah mendorong industri keuangan memperluas jaringan melalui aplikasi… Read More

11 hours ago

Riset NielsenIQ: 23 Persen Konsumen Berencana Tambah Utang untuk Penuhi Kebutuhan

Jakarta – Kenaikan harga pangan dan ancaman kemerosotan ekonomi menjadi faktor utama yang membebani pikiran… Read More

11 hours ago