Moneter dan Fiskal

Efek Trump Bikin Dolar Menguat, Pemerintah Diminta Segera Revisi Kebijakan DHE SDA

Jakarta – Dolar Amerika Serikat (USD) mengalami penguatan setelah Donald Trump memenangkan Pemilihan Umum (Pemilu) AS 2024. Tercatat indeks dolar Amerika Serikat (DXY) pagi ini, Kamis (7/11/2024) terlihat masih berada di level tinggi, yakni di level 105,20.

Hal ini pun dikhawatirkan akan membuat rupiah terus tertekan, sehingga Bank Indoensia (BI) maupun pemerintah perlu mengantisipasi efek Trump tersebut.

Ekonom Universitas Paramadina Samirin Wijayanto mengatakan untuk mengantisipasi tekanan terhadap rupiah, BI dan pemerintah perlu segera merealisasikan revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) dan memastikan BI Rate tetap membuat rupiah menarik bagi investor.

Baca juga: Trump Comeback! Begini Dampaknya ke Ekonomi Indonesia

“Pemerintah dan BI idealnya segera merealisasikan ide merevisi kebijakan terkait DHE SDA, agar DHE disimpan di Indonesia dalam proporsi yang lebih besar dan periode yang lebih lama,” ujar Wijayanto saat dihubungi Infobanknews, Kamis 7 November 2024.

Wijayanto menyebut pemerintah juga perlu mengedepankan program yang sejalan dengan prinsip kehati-hatian fiskal. Menurutnya, rencana pengurangan dan realokasi subsidi BBM merupakan langkah yang tepat.

Kemudian, lanjut Wijayanto, pemerintah perlu mengantisipasi banjirnya produk impor ke Indonesia, khususunya dari China. Di samping itu, eksportir di dalam negeri juga harus diberikan stimulus.

“Selain itu, mengomunikasikan dengan baik, rencana dan strategi ekonomi komprehensif yang realistis dalam mengantisipasi perkembangan global,” pungkasnya.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo menilai, bila Trump menjadi Presiden AS dapat membuat berlanjutnya perang dagang hingga suku bunga AS akan tetap tinggi atau higher for longer.

“Kita lihat monitoring hari ini perkembangan Pemilu di AS yang perhitungan sementaranya Trump unggul dan prediksi-prediksi dari pasar. Kami juga melihat kemungkinan-kemungkinan akan menyebabkan mata uang dolar akan kuat, suku bunga AS akan tetap tinggi dan tentu saja perang dagang berlanjut,” ujar Perry dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI, Rabu, 6 November 2024.

Perry menjelaskan hal ini akan berdampak kepada seluruh negara berkembang, termasuk Indonesia dan diperkirakan nilai tukar rupiah akan mengalami tekanan.

Baca juga: Trump Presiden AS, Apa Dampak Buruk bagi Pasar di Indonesia

Kemudian, tambah Perry, juga akan berdampak terhadap pada arus modal serta berpengaruh pada dinamika ketidakpastian pasar keuangan.

“Dinamika ini yang akan berdampak ke seluruh negara khususnya emerging market, termasuk Indonesia, yaitu satu tekanan-tekanan terhadap nilai tukar, kedua arus modal, dan ketiga adalah bagaimana ini berpengaruh kepada dinamika ketidakpastian di pasar keuangan,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Komunitas Otomotif Apresiasi Satgas Nataru Pertamina Tekan Angka Kecelakaan

Jakarta – Sejumlah komunitas otomotif mengapresiasi kinerja Satgas Nataru Pertamina dalam menjaga ketersedian pasokan bahan… Read More

6 hours ago

LPEI Dorong Komoditas Gula Aren Pandeglang Mendunia, Begini Upaya yang Dilakukan

Jakarta - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) terus mendorong ekspor gula aren Indonesia yang semakin… Read More

6 hours ago

Mejeng di Big Bang Festival, Karcher Unjuk Teknologi Pembersih Canggih

Jakarta - Karcher Indonesia menghadirkan solusi kebersihan rumah tangga dalam ajang Big Bang Festival 2024,… Read More

8 hours ago

Dorong Literasi Keuangan, Bank Mandiri Kenalkan Produk Perbankan ke 93.000 Pelajar

Jakarta - Bank Mandiri terus berkomitmen untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat sesuai program yang dicanangkan… Read More

11 hours ago

Target Penyaluran KUR 2025 Naik jadi Rp300 Triliun

Jakarta – Pemerintah menetapkan target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp300 triliun untuk 2025. Hal ini ditetapkan dengan… Read More

14 hours ago

Wamen BUMN Cek Langsung Kesiapan SPKLU PLN Layani Kebutuhan Nataru

Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Komisaris PT PLN (Persero), Aminuddin… Read More

15 hours ago