Internasional

Efek Kemenangan Trump, Harga Minyak Mulai Bergerak Naik ke Level USD75,57 per Barel

Jakarta – Harga minyak dunia mulai merangkak naik pada Kamis (7/11) menyusul efek kemenangan Donald Trump (Trump Effect) dalam Pemilu Amerika Serikat (AS).

Dinukil Reuters, harga minyak jenis brent naik 0,87 persen menjadi USD75,57 per barel. Begitu juga untuk jenins west texas intermediate (WTI) naik 0,75 persen menjadi USD72,23.

Sebelumnya, harga minyak dunia pada perdagangan Rabu (6/11) sempat terkoreksi. Di mana, minyak jenis Brent turun 0,81 persen. Sementara itu, jenis West Texas Intermediate (WTI) menyusut 0,42 persen.

Adapun pergerakan harga minyak kemarin terbilang volatile karena pelaku pasar mencermati bagaimana jalannya pemilu AS.

Baca juga : Pinjol Investree Dibubarkan, OJK Tegaskan Pengguna Tetap Wajib Lunasi Utang

“Kekhawatiran seputar terpilihnya Trump yang menekan pasokan minyak dari Iran dan Venezuela lebih dari sekedar mengimbangi dampak pasca pemilu dari menguatnya dolar AS yang lebih tinggi dari perkiraan,” tulis Analis Pasar Tony Sycamore.

Terpilihnya Trump pada awalnya memicu aksi jual yang mendorong harga minyak turun lebih dari USD2 karena dolar AS naik ke level tertinggi sejak September 2022. 

“Secara historis, kebijakan Trump yang kemungkinan mendukung pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan meningkatkan permintaan bahan bakar. Namun, campur tangan apa pun dalam kebijakan pelonggaran The Fed dapat menimbulkan tantangan lebih lanjut bagi pasar minyak,” kata Priyanka Sachdeva, Analis Pasar Senior.

Baca juga : Trump Presiden AS, Apa Dampak Buruk bagi Pasar di Indonesia

Sementara itu, Analis UBS, Giovanni Staunovo mengatakan, kemenangan Trump bisa juga memperpanjang sanksi terhadap Iran dan Venezuela, yang akan mengurangi pasokan minyak dan memberikan dampak positif pada harga minyak.

Diketahui, Iran merupakan salah satu anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dengan produksi sekitar 3,2 juta barel per hari atau 3 persen dari produksi global.

Meski begitu, OPEC masih memegang kendali untuk margin kilang dalam menghadapi permintaan yang lebih lemah sejauh ini dan pasokan masih tinggi, serta aliran perdagangan minyak terus menghadapi ketidakefisienan. (*)

Editor: Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Tingkatkan Standar Privasi Tertinggi, Allianz Life Indonesia Raih ISO 27701

Jakarta - Allianz Life Indonesia dan Allianz Utama Indonesia meraih sertifikasi terkait keamanan data pribadi,… Read More

7 hours ago

Bank Indonesia Pastikan Libur Operasional di Hari Pilkada 27 November 2024

Jakarta – Kegiatan operasional Bank Indonesia ditiadakan pada hari Pemungutan Suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), Rabu, 27… Read More

7 hours ago

Brand Ritel MR. D.I.Y. Siap IPO, Incar Dana Segar Rp4,71 Triliun

Jakarta - PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) sebagai brand ritel yang dikenal dengan MR.… Read More

9 hours ago

KPEI Catat Transaksi CCP PUVA Capai USD168 Juta per Akhir Oktober 2024

Jakarta - PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sebagai Central Counterparty Pasar Uang dan Valuta… Read More

13 hours ago

Analis Rekomendasikan Buy Saham BBNI, Ini Alasannya!

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI melalui aplikasi wondr by BNI… Read More

13 hours ago

OJK: Peringkat Corporate Governance RI Masih di Bawah Vietnam

Jakarta - Meski masuk jajaran negara G-20 atau negara dengan ekonomi terbesar, Indonesia rupanya masih… Read More

14 hours ago