News Update

Edukasi Layanan Bullion Bank Dongkrak Pertumbuhan Bisnis Emas BSI

Poin Penting

  • BSI memperkuat edukasi dan literasi investasi emas melalui program Wealth Insight untuk mendorong inklusi keuangan syariah dan pertumbuhan bisnis emas.
  • Bisnis emas BSI tumbuh 72,82% menjadi Rp18,76 triliun, serta memperoleh izin Simpanan Emas dari OJK yang melengkapi layanan perdagangan dan penitipan emas.
  • BSI fokus memperluas ekosistem bank emas, termasuk digitalisasi melalui BYOND by BSI, pengembangan produk emas syariah, dan optimalisasi layanan bagi 74 ribu nasabah prioritas.

Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus memperkuat edukasi layanan dan investasi melalui bank emas kepada masyarakat termasuk program khusus untuk nasabah prioritas. 

Bank syariah pelat merah ini sendiri telah memiliki layanan bullion bank (bank emas) yang dibentuk untuk mendukung hilirisasi dan monetisasi potensi emas di Indonesia, sekaligus memperkuat cadangan devisa dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo mengatakan, edukasi layanan investasi emas terus dilakukan, termasuk melalui rangkaian Wealth Insight: Golden Step Into The Future bagi nasabah prioritas di lima kota sebelum acara penutup di Jakarta.

‘’Kegiatan BSI Wealth Insight: Golden Step Into The Future adalah sebagai ruang diskusi mengenai peluang investasi emas sebagai instrumen keuangan syariah yang aman dan inklusif bagi seluruh masyarakat,” ujar Anggoro, dalam keterangannya, dikutip Jumat, 21 November 2025.

Baca juga: BSI Dukung Transformasi Digital Muhammadiyah Lewat Aplikasi MASA

Menurutnya, meningkatnya literasi dan penetrasi investasi emas turut mendorong pertumbuhan bisnis perseroan. Hingga triwulan III/2025, bisnis emas BSI melonjak 72,82% menjadi Rp18,76 triliun.

Izin Simpanan Emas Perkuat Ekspansi

Capaian positif tersebut mendorong kepercayaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga pada 10 November 2025 BSI resmi memperoleh izin Simpanan Emas, melengkapi dua izin sebelumnya yaitu Perdagangan Emas dan Penitipan Emas.

Anggoro menegaskan bahwa tambahan izin tersebut memacu BSI untuk semakin ekspansif, agresif, dan tetap prudent dalam mengenalkan layanan emas kepada seluruh lapisan masyarakat, termasuk sekitar 74 ribu nasabah prioritas BSI.

Anggoro menambahkan, dengan tiga pilar utama usaha bulion, perdagangan, penitipan, dan simpanan emas, BSI berharap dapat mengelola secara tepat bisnis bullion bank sehingga bisa berkontribusi optimal terhadap kinerja bank hingga akhir tahun. 

Baca juga: Saldo Emas Kelolaan BSI Tembus Rp2,55 Triliun atau Setara 1,15 Ton

Perluasan Layanan dan Penguatan Digitalisasi

Ke depan, BSI akan memperkuat perdagangan emas terstandarisasi, memperluas layanan simpanan emas (unallocated), mengoptimalkan fasilitas penitipan emas (allocated), serta mengembangkan pembiayaan emas dan produk turunan berbasis emas yang sesuai syariah. Strategi ini sejalan dengan agenda pemerintah terkait penguatan sektor keuangan syariah melalui hilirisasi emas yang terintegrasi.

BSI juga mendorong digitalisasi layanan bank emas melalui BYOND by BSI agar akses terhadap investasi emas menjadi lebih mudah, aman, dan inklusif.

Baca juga: Ini Kata BSI soal Komitmen Dukung Indonesia Berhaji dan Layanan Digital Haji

Saat ini aplikasi mobile banking BSI telah dilengkapi fitur Bank Emas yakni beli emas, jual emas dan cetak emas minimal 2 gram. Layanan ini juga mendorong tren pertumbuhan positif Bank Emas, di mana transaksi bank emas melalui BYOND by BSI mampu menembus Rp2,37 triliun untuk pembelian emas atau sekitar 1,06 ton.

Outlook Emas Tetap Positif

Anggoro optimis bahwa outlook emas ke depan tetap positif. Apalagi didukung tersedianya layanan bank emas BSI yang komprehensif dan mudah akses. Masyarakat kini memiliki alternatif investasi syariah yang lebih aman, likuid, dan transparan. Melalui ekosistem emas yang terintegrasi, BSI ingin membantu masyarakat mengelola risiko dan membangun ketahanan finansial jangka panjang.

Berkaitan dengan wealth management yang dimiliki BSI saat telah mengelola lebih dari 74 ribu nasabah prioritas dan Fund Under Management lebih dari Rp80 triliun. “Melalui acara ini, kami optimis bahwa solusi wealth management sharia mampu menjangkau nasabah prioritas yang lebih luas,” ujar Anggoro. (*)

Editor: Yulian Saputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

9 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

10 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

11 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

11 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

21 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

22 hours ago