Jakarta – Kehadiran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dinilai sangat bermanfaat dalam menjaga stabilitas industri jasa keuangan. Oleh sebab itu, diharapkan periode Dewan Komisioner OJK selanjutnya dapat menjaga industri keuangan tetap stabil di tengah kondisi ekonomi global yang bergejolak.
“Selama 5 tahun ini OJK sudah menjalankan fungsinya sebagai pengawas industri keuangan dan relatif dapat menjaga industri keuangan tetap stabil di tengah kondisi ekonomi global yg bergejolak,” ujar Ekonom PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Winang Budoyo, di Jakarta.
Dia mengatakan, tantangan OJK ke depan adalah bagaimana mendorong lebih banyak orang Indonesia yang melek (terlibat) dalam industri keuangan. Untuk itu OJK harus lebih mengintensifkan edukasi, komunikasi serta sosialisasi.
“OJK harus Lebih sering melakukan komunikasi langsung dengan seluruh stakeholders,” ucapnya
Sementara itu, Advisor Bidang Hubungan Internasional dan Kelembagaan pada Grup Dukungan Dewan Komisioner OJK Triyono menambajkan, dalam lima tahun ini sudah banyak yang dilakukan OJK baik dari sisi regulasi, edukasi, sosialiasi dan pengawasan.
“Semuanya kami lakukan untuk mendukung sektor jasa keuangan berjalan lebih baik lagi dan bisa berkontribusi pada perekonomian Indonesia,” jelas Triyono.
Menurutnya dari sisi edukasi dan sosialiasasi, OJK telah melakukan upaya untuk meningkatkan literasi keuangan dengan mendorong perbankan ikut serta dalam program Laku Pandai. Dengan upaya meningkatkan literasi keuangan ke berbagai daerah diharapkan makin banyak orang yang bertransaksi melalui bank.
“Minimal menabung dulu agar bisa disiplin. Setelah itu transaksi perbankan lainnya seperti kredit,” tukasnya.
Dia menilai, upaya membuat masyarakat melek keuangan bukanlah hanya tanggung jawab OJK tetapi juga seluruh pihak termasuk mahasiswa. Untuk itu OJK mengajak mahasiswa bersama-sama melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat minimal lingkungan keluarganya di daerah.
“Mahasiswa juga bisa berperan aktif dalam melakukan sosialisasi pentingnya melek keuangan,” paparnya.
Sementara untuk menghindari masyarakat terjebak dalam penipuan investasi bodong, kata dia, OJK bersama lembaga terkait telah membentuk Satgas Waspada Investasi. Dirinya meminta kepada masyarakat tidak mudah tergiur tawaran bunga tinggi yang tidak masuk akal.
Lebih lanjut Triyono mengungkapkan, satu hal yang perlu diketahui dan dipelajari mahasiswa adalah fintech atau financial technology. Dengan adanya fintech kini semua orang bisa bertransaksi perbankan hanya melalui smartphone.
“Jadi ke depan kemungkinan kantor bank sudah tidak banyak lagi dan kemungkinan hanya dilayani mesin,” tutupnya. (*)
Jakarta - PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES) resmi menyalurkan gas bumi ke… Read More
Jakarta - PT PLN (Persero) meluncurkan program Gerakan Tertib Arsip (GEMAR) dan aplikasi New E-Arsip… Read More
Jakarta - Demi meningkatkan kinerja keselamatan dan integritas aset, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa dan PT Badak… Read More
Jakarta - Penyelenggara inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK) harus melewati regulatory sandbox milik Otoritas Jasa… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut bersedia mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen Presiden… Read More
Jakarta - Saat ini, secara rata-rata masa tunggu untuk melaksanakan ibadah haji di Indonesia bisa… Read More