Ekonomi dan Bisnis

Dunia Usaha Berorientasi Ekspor Harus Didorong

Jakarta — Neraca perdagangan September yang surplus US$227 juta belum menjadi berita menggembirakan. Sebab, surplus itu lebih disebabkan karena impor yang menurun 13,18% sedangkan ekspor menurun 6,58%. Impor barang produktif yang menurun dan itu merupakan indikasi dunia usaha menahan belanja modal. Yang sangat diperlukan adalah ekspornya yang digenjot. Ekonomi Indonesia sangat membutuhkan pertumbuhan dari sisi ekspor untuk membiayai impor maupun pembayaran utang.

“Ekonomi Indonesia memiliki kelemahan yang harus diatasi dengan mendorong kinerja ekspor untuk menghasilkan devisa,” ujar Diding S Anwar, Ketua Komite Tetap Pembiayaan Infrastruktur Bidang Konstruksi dan Infrastruktur, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) kepada infobanknews.com (17/10).

Menurut Diding, Indonesia punya banyak potensi sumber daya alam yang bisa diolah untuk meningkatkan added value. Negara yang ekonomi maju adalah yang mampu mengolah bahan mentah menjadi produk bernilai tinggi.

Negara yang ekonominya maju adalah yang mampu mengolah bahan mentah menjadi produk bernilai tinggi. “Bahkan negara yang tidak punya bahan mentah seperti tambang seperti Swiss mengimpor bahan mentah dari negara lain,” imbuhnya. Pemerintah sudah membangun infrastruktur dan itu sangat berguna untuk meningkatkan daya saing dunia usaha. Selain infrastruktur, pemerintah perlu mendorong aktivitas ekspor dengan berbagai pendukung lain.

“Seperti regulasi yang harus mendukung kewirausahaan seperti kemudahan izin, serta layanan finansial yang memadai dengan insentif subsidi bunga,” ujar Diding.

Dalam hal pemasaran pelaku usaha misalnya bisa memanfaatkan jaringan diaspora yang ada di berbagai negara. Menurut Silas Jaconias Gijsbert Litaay Ketua Diaspora di Belanda, jaringan diaspora sangat besar. “Anggota Diaspora mencapai 8 juta, dimana 2 juta diantaranya sudah menjadi warga negara di negara yang mereka tinggali. Mereka tersebar di 42 negara, dimana 1,7 jutanya berada di Belanda,” ujar Gijsbert kepada infobanknews.com.

Tapi, menurut Gijsbert, pelaku usaha yang akan mengekspor produknya ke luar negeri tentu harus memahami kebutuhan dan selera pasar manca negara. “Kualitas produk tentu sangat penting. Selain itu, pelaku usaha di Indonesia harus berhasil menciptakan kepercayaan kepada calon buyer di luar negeri,” pungkasnya. (Red)

Risca Vilana

Recent Posts

Ajak Nasabah Sehat Sambil Cuan, BCA Gelar Runvestasi

Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pertama kalinya menggelar kompetisi Runvestasi pada… Read More

17 mins ago

IHSG Ambles hingga Tembus Level 7.200, Ini Tanggapan BEI

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi tanggapan terkait penutupan Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

23 mins ago

BEI Gelar CMSE 2024, Perluas Edukasi Pasar Modal ke Masyarakat

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory Organization (SRO), dengan dukungan dari Otoritas… Read More

42 mins ago

Makan Bergizi Gratis Dinilai Dongkrak Perekonomian, Ini Penjelasannya

Jakarta - Program makan bergizi gratis yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto dinilai memberikan dampak… Read More

1 hour ago

HSBC Cetak Pertumbuhan Dana Kelolaan Nasabah Tajir Rp10 Triliun di Kuartal III 2024

Jakarta – PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) mencetak pertumbuhan dana kelolaan nasabah kaya (afluent) menembus… Read More

2 hours ago

Dampak Kemenangan Trump di Pilpres AS bagi Indonesia: Untung dan Ruginya

Jakarta – Ekonom Universitas Paramadina Samirin Wijayanto, menilai bahwa kemenangan Donald Trump dalam Pemilu AS 2024 membawa dampak… Read More

2 hours ago