Jakarta – Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Supari mengaku pihaknya akan terus mengoptimalkan penyaluran KUR Super Mikro BRI hingga kondisi perekonomian nasional membaik. Melalui pinjaman ringan ini, pelaku usaha Ultra Mikro diharap bisa mempertahankan usahanya dan segera pulih akibat dampak pandemi Covid-19.
“Penyaluran KUR Super Mikro adalah bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). BRI tidak membatasi debitur KUR Super Mikro hanya untuk pengusaha kecil yang berpengalaman usaha. Pengusaha Ultra Mikro baru bisa mendapat fasilitas ini, asal memenuhi persyaratan seperti mengikuti program pendampingan, tergabung dalam kelompok usaha, atau anggota keluarganya ada yang memiliki usaha,” ujar Supari melaui keterangan resminya di Jakarta, Rabu 25 November 2020.
Sesuai namanya, KUR Super Mikro dikhususkan untuk nasabah pelaku usaha Ultra Mikro, atau korban PHK dan ibu rumah tangga yang memiliki usaha produktif. Selain demi membantu pemulihan kondisi ekonomi nasional, KUR Super Mikro juga disalurkan BRI sebagai cara perusahaan memperluas penetrasi layanan perbankan ke masyarakat Indonesia.
Pengalaman itu dirasakan Handika Prasetya sebagai penjual peyek. Setelah hampir 3 tahun tak mengalami kendala berarti dalam berjualan peyek bersama orangtuanya, kini ia harus menghadapi masalah biaya akibat pandemi Covid-19. Untungnya, di tengah kesulitan yang sedang melanda Handika mendapat tawaran pembiayaan dari Bank BRI. Melalui bantuan seorang Mantri, BRI menawarkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Super Mikro kepada Handika.
Penawaran agar Handika ikut program KUR Super Mikro muncul karena orangtuanya merupakan nasabah setia BRI. Program KUR Super Mikro yang ditawarkan kepada Handika cukup terjangkau dan mudah prosedurnya. Handika mengaku, dirinya hanya perlu memenuhi syarat-syarat administrasi yang mudah dan sedikit demi mendapat pinjaman ini.
Dengan proses yang singkat, Handika berhasil mendapat pinjaman KUR Super Mikro dari BRI. Dia mengambil pembiayaan dengan tenor 18 bulan.
“Mantri BRI baik, sangat membantu ketika mendaftar hingga pinjaman cair. Saya jelas terbantu dari pinjaman ini. Situasi lagi sulit begini, keuangan dan ekonomi menjadi tidak stabil. Saya akan gunakan pinjaman BRI untuk kelanjutan usaha, pokoknya uangnya diputar deh untuk hal-hal baik dan agar usaha tidak tutup,” tutur Handika.
Handika merupakan satu dari 590 ribu orang yang menjadi debitur KUR Super Mikro BRI. Hingga Oktober lalu, BRI sudah menyalurkan Rp5,20 triliun KUR Super Mikro ke 590 ribu debitur di seluruh Indonesia.
“Pembiayaan bagi mereka diharap dapat membantu pemulihan kondisi ekonomi, dan mencegah semakin banyaknya pelaku usaha yang gulung tikar serta masyarakat yang jatuh miskin karena Covid-19,” lanjut Supari. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More