Ekonomi dan Bisnis

Dukung Ekspor Mendunia, LPEI Tingkatkan Daya Saing Eksportir Jawa Timur

Jakarta – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) terus meningkatkan daya saing para pelaku UKM lokal ke pasar global. Tak terkecuali, di wilayah Jawa Timur yang memiliki ribuan eksportir yang sukses memasarkan produknya ke berbagai negara.

Nilai strategis Jawa Timur inilah mendorong LPEI menyelenggarakan pertemuan eksportir Jawa Timur dalam acara “LPEI Export Forum 2024” di Surabaya, beberapa waktu lalu.

Forum dengan tema “Bedah Pasar Ekspor Produk Unggulan Jawa Timur” ini diselenggarakan LPEI bekerja sama dengan DJPPR Kementerian Keuangan, Bea Cukai Jawa Timur, dan Disperindag Provinsi Jawa Timur. 

Chief of Region LPEI, Anton Herdianto mengatakan, Jawa Timur saat ini memiliki lebih dari 2.500 eksportir yang memasarkan produknya ke 200 negara, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Swiss, Singapura dan Tiongkok.

Baca juga: Lewat Cara Ini, LPEI Dorong UKM Tembus Pasar Global

“Angka kontribusi ini tentu hasil kolaborasi solid antara kementerian, lembaga, pelaku usaha, serta seluruh elemen ekosistem ekspor Jawa Timur,” katanya, dikutip Selasa, 11 Juni 2024.

Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang meyakinkan sebesar 4,81% (YoY) pada Triwulan 1-2024. 

Nilai ekspor Jawa Timur pada Maret 2024 mengalami peningkatan sebesar 39,10% dibandingkan Februari 2024, dengan total nilai mencapai USD 2,51 miliar

Jawa Timur sendiri berkontribusi sebesar 14,46% terhadap PDB Indonesia dan memberikan sumbangsih sebesar 25,07% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pulau Jawa.

Lanjut Anton, LPEI Export Forum mendiskusikan berbagai isu terkait ekspor, dengan fokus pada perkembangan dan prospek ekspor Jawa Timur ke depan, serta paparan program pemerintah dan produk LPEI untuk mendukung para eksportir.

Baca juga: Dorong UKM Naik Kelas, LPEI Lakukan Transformasi Digital

Termasuk program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) seperti PKE Trade Finance, PKE Kawasan, serta PKE Farmasi dan Alat Kesehatan. 

Kepala Dinas Perindustrian & Perdagangan Jawa Timur, Dr. Iwan, S.Hut., MM , menjelaskan, Jawa Timur memiliki potensi luar biasa di berbagai sektor, terutama pertanian, perkebunan, dan perikanan. 

Selama ini, pasar ekspor Jawa Timur utama adalah Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang, namun masih banyak peluang ekspor di negara-negara lain. 

Untuk itu, diperlukan sinergi bersama antara pemerintah, pelaku usaha dan mitra strategis ekspor lainnya untuk menjadikan Jawa Timur sebagai pusat ekspor komoditas unggulan di mancanegara. 

“Peningkatan ekspor merupakan kunci untuk mendorong perekonomian. Jawa Timur adalah provinsi kedua dengan nilai ekspor terbesar di Indonesia setelah Jawa Barat. Ekspor komoditas unggulan membantu pelaku usaha untuk tumbuh, meningkatkan pendapatan daerah, menghasilkan devisa bagi negara, serta memperkuat posisi Jawa Timur sebagai salah satu pilar ekonomi nasional,” tambah Iwan. 

Menanggapi hal tersebut, Anton Herdianto menyatakan, LPEI hadir untuk memberikan dukungan kepada eksportir dalam bentuk pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan jasa konsultasi. 

“Upaya kami adalah secara proaktif menjemput bola untuk memberikan solusi yang tepat dan memenuhi harapan para eksportir,” terangnya.

Dalam forum ini, para peserta dibekali dengan berbagai edukasi dan informasi mengenai fasilitas dan dukungan dari LPEI dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 

Ini mencakup program pelatihan dan pengembangan kapasitas, tren dan peluang perluasan akses pasar, serta akses fasilitas pembiayaan untuk membantu para eksportir meningkatkan kapasitas bisnisnya. 

Market Intelligence & Leads Management Chief Specialist LPEI, Rini Satriani, memberikan pandangan bahwa pertumbuhan ekspor Jawa Timur diperkirakan tetap stabil hingga 2025 mendatang. 

Melemahnya ekspor ke negara-negara tradisional seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok, terkompensasi oleh kenaikan ekspor ke Asia Tenggara dan Timur Tengah. 

“Beberapa negara dengan tren ekonomi yang baik membutuhkan produk-produk ekspor dari Jawa Timur yang sebelumnya mereka beli dari negara lain. Peningkatan akses pasar menjadi kunci, dan business matching dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan transaksi ekspor dari Jawa Timur,” jelas Rini. 

Sebanyak 18 perusahaan dari berbagai sektor, seperti industri pengolahan kayu, pengolahan perikanan, industri makanan, pengolahan minyak kelapa, dan industri kopi, hadir sebagai tamu undangan dalam acara ini. 

Format forum ini memberikan nilai tambah bagi eksportir melalui pemaparan, yang dilanjutkan dengan sesi 1-on-1 antara eksportir dan LPEI untuk mengeksplorasi berbagai peluang kerja sama. (*)

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

5 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

7 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

7 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

9 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

15 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

16 hours ago