Categories: Moneter dan Fiskal

Dukung Efektivitas Kebijakan, BI-BPS Perkuat Koordinasi Data

Jakarta–Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS) sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang statistik.

Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Penyediaan, Pertukaran, dan Pemanfaatan Data dan/atau Informasi Statistik, serta Pengembangan Sumber Daya Manusia oleh Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo dan Kepala BPS Suryamin di Jakarta, Kamis, 12 November 2015.

Penandatanganan Nota Kesepahaman ini akan meningkatkan komitmen, kerja sama dan sinergi antara BI dan BPS dalam rangka penyediaan, pertukaran, dan pemanfaatan data dan/atau informasi statistik yang berkualitas untuk memperkuat kapasitas pemangku kebijakan untuk merespon dan mengambil kebijakan yang tepat waktu dan efektif (effective policy making).

Gubernur BI, Agus D.W. Martowardojo dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa dukungan ketersediaan data statistik yang berkualitas menjadi fondasi utama dalam melakukan asesmen ekonomi dan perumusan kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran dengan tepat, termasuk kebijakan yang bersifat preemptive (pencegahan).

Penandatanganan Nota Kesepahaman ini merupakan penyempurnaan dari Nota Kesepahaman sebelumnya yang telah diinisiasi BI dan BPS sejak tahun 2002. Berbagai penyempurnaan dan pengembangan telah dilakukan oleh kedua lembaga.

Ketersediaan data dan informasi statistik yang berkualitas oleh BPS, telah membantu BI dalam melakukan asesmen kondisi perekonomian, menyusun nowcasting, membentuk leading indicator, dan menyusun proyeksi indikator makroekonomi. Sedangkan BI telah memberikan kontribusi untuk mendukung BPS dalam memproduksi data statistik yang berkualitas antara lain dalam melakukan kajian perhitungan inflasi inti (core inflation), pertukaran data survei, penyusunan data PDB sisi produksi pada sektor keuangan dan sisi pengeluaran dalam transaksi internasional, penyusunan statistik Neraca Arus Dana, dan penyempurnaan kualitas data Indeks Harga Perdagangan Besar.

Ke depan, dalam rangka pemenuhan komitmen bersama dalam rekomendasi Data Gaps Initiatives (DGI) Negara G-20, BPS sebagai lead agency bersama BI saat ini tengah menyusun Integrated Economic Account (Full Sequence Accounts). Data tersebut berperan penting dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia di bidang moneter dan makroprudensial untuk memetakan gambaran ekonomi, arus dana, dan keterkaitan (interconnected) antar-institusi, serta telah menjadi bagian dari Program Strategis Bank Indonesia untuk dilaksanakan hingga tahun 2018. Upaya ini diharapkan mampu membawa nama baik dan kredibilitas Indonesia di dunia statistik internasional. (*) Paulus Yoga

Paulus Yoga

Recent Posts

Daftar 5 Saham Pendorong IHSG Selama Sepekan

Poin Penting IHSG menguat 1,46 persen ke 8.632,76, mendorong kapitalisasi pasar BEI naik 1,39 persen… Read More

3 hours ago

OJK Tuntaskan Penyidikan Dugaan Tindak Pidana Kredit Fiktif di Bank Kaltimtara

Poin Penting OJK dan Polda Kalimantan Utara menuntaskan penyidikan dugaan tindak pidana perbankan di Bank… Read More

3 hours ago

Rapor Bursa Sepekan: IHSG Naik 1,46 Persen, Kapitalisasi Pasar Tembus Rp15.844 Triliun

Poin Penting IHSG naik 1,46 persen ke level 8.632,76, diikuti kenaikan kapitalisasi pasar 1,39 persen… Read More

4 hours ago

NII Melonjak 44,49 Persen, Analis Kompak Proyeksikan Kinerja BTN Bakal Moncer

Poin Penting NII BTN melonjak 44,49 persen yoy menjadi Rp12,61 triliun pada kuartal III 2025,… Read More

16 hours ago

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

17 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

19 hours ago