Jakarta–Asumsi pertumbuhan ekonomi yang dipatok pemerintah sebesar 5,2 persen pada tahun ini diprediksi akan sulit tercapai, pun untuk target 5,4 persen dalam RAPBN 2018. Mengingat rata-rata pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir di angka 5 persen. Apalagi pertumbuhan konsumsi rumah tangga sedang tidak kencang.
Analis Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara menilai target tersebut cukup berat. Ada beberapa hal kata Bhima yang membuat ekonomi tahun depan bakalan sangat sulit tembus angka 5,4 persen.
Baca juga: Industri Ritel Benarkan Adanya Pelemahan Daya Beli
Salah satunya adalah pelambatan konsumsi. Tidak bisa dimungkiri, kekuatan atau motor perekonomian Indonesia masih berasal dari konsumsi rumah tangga dengan mengandalkan populasi penduduk yang sekitar 260 juta jiwa. “56 persen ekonomi kita itu konsumsi rumah tangga,” tutur Bhima.
Ia menerangkan, bahwa di sisi hulu sebenarnya sudah mulai terlihat dengan adanya pelambatan kredit dan penurunan serapan tenaga kerja sejak tahun 2014. Sementara di sisi hilir, penjualan ritel cenderung menurun untuk beberapa produk, terutama yang bersifat sekunder dan tersier. “Ada shifting konsumsi dari kebutuhan sekunder ke kebutuhan primer,” tukasnya. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Page: 1 2
Jakarta – Kapasitas ruang fiskal APBN masih sangat terbatas dalam mendanai berbagai proyek transisi energi… Read More
Jakarta - Tahun 2024 lalu, perusahaan akuntansi multiglobal, menemukan data bahwa 53 persen pemimpin perusahaan… Read More
Jakarta - PT Bank BTPN Syariah Tbk mencatatkan kinerja yang solid pada kuartal I 2025… Read More
Jakarta – PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) mengawali 2025 dengan catatan positif. Di… Read More
Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan potensi Indonesia untuk membuka pasar baru dalam perdagangan internasional,… Read More
Jakarta - Pemerintah akan melakukan perubahan kebijakan atau deregulasi sebagai langkah negosiasi perdagangan yang dinilai… Read More