Keuangan

Duh! Marak Anak Muda Nunggak Paylater hingga Sulit Akses KPR dan Dapat Kerja, Ini Pesan OJK

Balikpapan – Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi meminta generasi muda untuk menghindari pola hidup konsumtif.

Sebab, perilaku satu ini bisa berujung pada ‘jebloknya’ catatan keuangan dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK).

“Banyak orang-orang yang gagal dan hancur karena tidak bisa mengelola keuangan dengan baik,” katanya kepada ratusan mahasiswa dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It), di Pentacity & E-Walk Mall Banjarmasin, Sabtu, 5 Oktober 2024.

Kiki, sapaan akrabnya menjelaskan dampak perilaku keuangan konsumtif yang bisa memicu catatan buruk SLIK. Di mana, SLIK merupakan sistem yang mengintegrasikan semua informasi di seluruh sektor keuangan tentang orang perorangan.

Baca juga : Aset Asuransi Syariah Rp45,75 Triliun, OJK Terus Dorong Upaya Spin Off UUS

“Jadi kalau misalnya mengira kita mengajukan aplikasi pinjol dan tak mau bayar, lalu kita buang nomornya, kita beli lagi, itu sesuatu yang keliru. Atau kita pakai paylater,” bebernya.

Pasalnya kata dia, banyak anak muda yang memiliki catatan buruk SLIK lantaran tidak mampu membayar tagihan pinjol atau paylater. Sialnya, mereka yang hendak mengajukan kredit kepemilikan rumah (KPR) kerap ditolak pihak perbankan.

Baca juga : 8 Perusahaan Asuransi Berada dalam Pengawasan Khusus OJK

“Banyak sekali anak-anak muda yang saya dapat informasi dari bank yang menyalurkan KPR menyatakan bahwa mereka ini tidak bisa mendapatkan KPR rumah karena SLIK-nya sudah buruk,” bebernya.

Termasuk juga, bagi fresh graduate atau lulusan baru dan memiliki riwayat skor kredit yang buruk pada BI Checking atau Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) akan berpengaruh ketika mereka melamar kerja.

“Karena semua akan ada catatan masing-masing. Adik-adik harus bertanggung jawab karena akan melekat kemana pun kalian pergi,” terangnya.

Kiki juga menyinggung, kian banyaknya pelaku jasa keuangan seperti fintech lending hingga perbankan yang menawarkan layanan Buy Now Pay Later.

“Banyak bank yang menawarkan paylater. Kami berpesan carilah konsumen yang anak-anak muda kita jejelin dengan konsumtif akhirnya mereka ini mengajukan aplikasi,” pungkasnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Modal Ventura Optimistis Kenaikan PPN Tak Guncang Portofolio, Ini Alasannya

Jakarta – Sejumlah perusahaan modal ventura merespons rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen… Read More

47 mins ago

Bank QNB Indonesia Dorong Keterampilan Finansial Generasi Muda

Jakarta – PT Bank QNB Indonesia Tbk ("Bank"), anak usaha QNB Group, institusi finansial terbesar… Read More

50 mins ago

RUPSLB Adaro Bagikan Dividen Rp41,7 Triliun dan Ganti Nama jadi AlamTri Resources

Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) pada hari ini (18/11) telah melangsungkan Rapat… Read More

3 hours ago

Gandeng Smartfren, IIF Salurkan Kredit Sindikasi Senilai Rp500 Miliar

Dukung Akses Telekomunikasi danInformasi, IIF Salurkan Kredit SindikasiRp500 miliar. PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF)bekerja sama… Read More

3 hours ago

Agung Podomoro Land Jual Hotel Pullman Ciawi Vimalla Hills untuk Bayar Utang

Jakarta - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) resmi menjual salah satu kepemilikan aset propertinya, yakni… Read More

4 hours ago

Jadi Konstituen Indeks MSCI ESG Indonesia, Skor ESG BBNI Masuk 5 Terbaik

Jakarta - Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (kode saham: BBNI) menempati posisi penting… Read More

4 hours ago