News Update

Duh, Baru Dapat Utang Rp5,6 T dari Bank Dunia, Pemerintah Nambah Utang Lagi Rp11,4 T

Jakarta – Indonesia kembali mendapatkan pinjaman sebesar US$800 juta atau setara dengan Rp11,4 triliun dari World Bank (Bank Dunia) untuk memberikan dukungan pendanaan dalam reformasi kebijakan investasi dan perdagangan, serta mempercepat pemulihan dan transformasi ekonomi di Indonesia.

Padahal, sebelumnya Indonesia baru saja mendapatkan pendanaan sebesar USD400 juta atau sekitar Rp5,6 triliun untuk memperkuat ketahanan sektor keuangan di tengah pandemi covid-19. Pandemi ini menjadikan berbagai reformasi struktural dalam mengatasi kerentanan sektor keuangan mendesak untuk segera dilakukan.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu melalui keterangan resminya mengatakan, Pemerintah terus memanfaatkan momentum pandemi Covid-19 untuk mempercepat reformasi struktural yang telah direncanakan sebelumnya.

Menurutnya, reformasi ini ditujukan untuk menghilangkan hambatan investasi dan perdagangan, mendorong investasi langsung yang berorientasi ekspor, meningkatkan integrasi perekonomian Indonesia ke dalam ekonomi global, mendorong pertumbuhan sektor manufaktur dan non-komoditas, dan meningkatkan daya saing.

“Pertumbuhan investasi tahun 2021 harus dipastikan positif agar bisa mengakselerasi pemulihan ekonomi dan mengungkit pertumbuhan ekonomi tahun depan,” kata Febrio melalui di Jakarta, Jumat 18 Juni 2021.

Dirinya menyatakan, pendanaan ini akan dioperasikan melalui dua pilar. Dimana pilar pertama bertujuan untuk mempercepat investasi dengan membuka lebih banyak sektor untuk investasi swasta, khususnya investasi langsung, dan mendorong investasi swasta dalam energi terbarukan.

Sementara itu pilar kedua lanjut Febrio, akan diarahkan dalam mendukung reformasi kebijakan perdagangan untuk meningkatkan daya saing dan pemulihan ekonomi. “Tujuannya adalah untuk meningkatkan akses dan keterjangkauan komoditas pangan pokok dan bahan baku serta untuk memfasilitasi akses ke input manufaktur,” tambah Febrio.

Dirinya menyebut, program ini juga merupakan salah satu perwujudan dari Kemitraan Indonesia dan Bank Dunia sebagaimana tertuang di dalam Kerangka Kerja Kemitraan Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia Tahun 2021-2025.

Kerangka kerja kemitraan ini juga mengidentifikasi penguatan daya saing dan ketahanan ekonomi sebagai jalur utama untuk menghilangkan kemiskinan dan meningkatkan kemakmuran.

Sebagai informasi saja, pertumbuhan investasi RI di kuartal I/2021 tercatat sebesar Rp219,7 triliun atau masih tumbuh 2,3% secara kuartalan (qtq) dan 4,3% secara tahunan (yoy). (*)

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

Jasa Marga Catat 1,5 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek hingga H+1 Natal 2025

Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More

56 mins ago

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

7 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

7 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

8 hours ago

Harga Emas Antam, Galeri24, dan UBS Hari Ini Kompak Naik, Cek Rinciannya

Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More

8 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

1 day ago