Teknologi

Dua Tahun ke Depan, AI jadi Ancaman Krisis Material Skala Global

Jakarta – World Economic Forum (WEF) mengungkap teknologi kecerdasan buatan (AI) menjadi ancaman terbesar dalam dua tahun ke depan yang dikhawatirkan dapat menimbulkan krisis material dalam skala global.

Hal tersebut terungkap dalam Laporan Risiko Global 2024 yang dikembangkan oleh WEF bekerja sama dengan Zurich dan Marsh McLennan. Laporan tersebut menyajikan temuan Survei Persepsi Risiko Global (Global Risks Perception Survey/ GRPS), yang mengumpulkan wawasan dari hampir 1.500 pakar global. 

Selain kecerdasan AI, risiko cuaca ekstrem, polarisasi masyarakat, krisis biaya hidup, dan serangan siber yang juga masuk ke dalam lima (5) risiko utama yang paling dikhawatirkan dapat menimbulkan krisis material dalam skala global di tahun 2024. 

Baca juga : Berkat Teknologi Ini, Proses Klaim Zurich Insurance Kini Lebih Efisien

Chief Risk Officer PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk, Wayan Pariama mengatakan, saat ini dunia tengah mengalami transformasi struktural yang signifikan dengan AI, perubahan iklim, pergeseran geopolitik, dan transisi demografi. 

“Sembilan puluh satu persen pakar risiko yang disurvei mengungkapkan kekhawatiran akan risiko dari transformasi tersebut dalam jangka waktu 10 tahun. Risiko-risiko tersebut juga memberikan peluang. Tindakan setiap individu, negara, dan perusahaan dapat mengurangi risiko global, berkontribusi terhadap dunia yang lebih cerah dan lebih aman,” jelasnya dikutip Sabtu, 9 Maret 2024

Ia menjelaskan, kekhawatiran ancaman AI tersebut muncul disebabkan semakin maraknya pembuatan konten AI yang sulit dibedakan dari konten manusia sehingga menciptakan tantangan serius dalam mengungkapkan dan menanggapi informasi yang tidak akurat atau menyesatkan (misinformasi dan disinformasi). 

Baca juga : Wamen Nezar Patria Ingatkan Bahaya Penyalahgunaan Teknologi AI

Menanggapi hal tersebut, Ketua Indonesia AI Society dan Associate Professor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta, Dr. Ir, Lukas, MAI, CISA mengatakan, kekhawatiran mengenai pemanfaatan teknologi AI dapat diatasi secara efektif melalui integrasi yang bersifat strategis. 

Menurutnya, potensi teknologi AI dapat mendorong transformasi di industri serta menjadi rekan yang mengkolaborasikan inovasi dengan manajemen risiko. 

“Dengan merangkul berbagai potensi manfaat dari teknologi AI ini, kita dapat memaksimalkan adopsi teknologi ini di berbagai sektor serta memastikan kapabilitas teknologi ini dimanfaatkan demi kebaikan perusahaan dan konsumen,” tambahnya.

Sebagai bagian dari langkah strategis perusahaan, Zurich Indonesia menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk memberikan layanan dan pengalaman yang lebih baik kepada nasabah. 

Baru-baru dalam proses akuisisi asuransi kendaraan, untuk memberikan laporan pemeriksaan yang lebih akurat sehingga memungkinkan perusahaan untuk memberikan nilai perlindungan yang sesuai, lebih cepat, lebih akurat, dan meminimalisir kesalahan yang diakibatkan oleh manusia.

“Kami terus mengembangkan penggunaan teknologi, termasuk optimalisasi peluang melalui teknologi AI,” pungkasnya. 

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Adu Laba Bank Digital per September 2024, Siapa Juaranya?

Jakarta - Sejumlah bank digital di Indonesia telah merilis laporan keuangan pada kuartal III 2024.… Read More

1 hour ago

397 Saham Merah, IHSG Ditutup Turun 0,38 Persen

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (18/11) masih ditutup pada zona… Read More

1 hour ago

Pajak Digital Sumbang Rp29,97 Triliun hingga Oktober 2024, Ini Rinciannya

Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mencatat penermaan dari sektor usaha ekonomi digital hingga 31 Oktober 2024 mencapai… Read More

2 hours ago

Fungsi Intermediasi Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) Moncer di Triwulan III 2024

Jakarta - Kinerja fungsi intermediasi Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) menunjukkan hasil yang sangat baik… Read More

3 hours ago

Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan Komitmen RI Dukung Perdamaian Dunia

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung upaya PBB dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan internasional. Termasuk… Read More

3 hours ago

OJK Catat Outstanding Paylater Perbankan Tembus Rp19,82 Triliun

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) di perbankan… Read More

3 hours ago