Jakarta – Keuntungan PT Pertamina (Persero) (Pertamina) dari penjualan BBM subsidi yang mencapai Rp8,3 triliun di semester I lalu dinilai terlalu besar. Kondisi ini menunjukkan bahwa BUMN (Bank Usaha Milik Negara) ini justru membebani masyarakat dengan harga BBM yang mahal.
Padahal, dengan harga minyak mentah (ICP) yang lebih rendah, perusahaan pelat merah ini dapat menjual BBM lebih murah.
“Kami malah tahunya dari media soal (medsos) keuntungan Pertamina yang besar dari jualan BBM subsidi ini. Komisi VII belum pernah diberikan Laporan Keuangan Pertamina. Tetapi dari harga BBM yang berlaku, memang rasanya pertamina untung besar. Hal itu karena harga jualnya jauh di atas harga keekonomiannya,” jelas Ketua Komisi VII DPR, Gus Irawan Pasaribu saat berbincang dengan wartawan, Senin, 26 September 2016.
Menurutnya, sebagai BUMN, perusahaan ini seharusnya bisa mengoptimalkan keuntungannya dari bisnis non BBM subsidi. Misalnya, dari sektor hulu migas yang memang menjadi wilayah kerja utama Pertamina.
“Situasi ekonomi yang sulit ini, janganlah justru Pertamina membebani rakyat,” kata Gus Irawan.
Page: 1 2
Jakarta – Bangkok Bank sukses mengakuisisi 89,12 persen saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dari Standard Chartered Bank dan… Read More
Jakarta – PT PLN (Persero) dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 membutuhkan investasi mencapai USD700 miliar… Read More
Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau Permata Bank memiliki peluang ‘naik kelas’ ke Kelompok Bank… Read More
Jakarta – Presiden Prabowo Subianto optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level 8 persen dalam kurun waktu… Read More
Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More
Makassar – PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (Maximus Insurance) menyerahkan polis asuransi jaminan diri… Read More