News Update

DPR Siap Dukung KSSK, dan Perbankan Lawan Isu Negatif

Jakarta – Di tengah isu kelesuan ekonomi nasional akibat dampak pandemi COVID-19, dan juga isu negatif lain yang beredar, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fathan Subchi menegaskan, bahwa situasi ekonomi dan keuangan Indonesia tetap stabil dan masih bisa diandalkan.

“Di tengah isu pandemi, di tengah isu kelesuan ekonomi, kita menegaskan sekali lagi, bahwa media, DPR, pengamat, regulator bahu-membahu untuk terus menegaskan kepada masyarakat bahwa situasi ekonomi kita masih stabil, dan sektor keuangan juga bisa diandalkan,” ujarnya dalam Public Discussion yang digelar Infobank dan The Chief Economist Forum yang bertema Kesehatan Bank dan Rumor Negatif di Tengah Pandemi, di Jakata, Kamis, 2 Juli 2020.

Menurut Fathan, di masa pandemi COVID-19, ada empat isu yang tengah dihadapi oleh industri perbankan nasional, yakni isu likuiditas, isu permintaan kredit yang lesu, isu kemampuan debitur dalam hal membayar pinjamannya, serta isu profitabilitas.

“Terkait isu likuiditas, baru-baru ini kita mendengar berita tentang masuknya Kookmin di Bukopin. Langkah penyelamatan Bukopin kemarin sangat luar biasa sekali, walau saya mendengar di balik itu ada perdebatan-perdebatan antara Menteri Keuangan, BI, OJK, dan LPS,” ucap Fathan.

“Saya sepakat bahwa kesehatannya di jaga dahulu. Dan ini penting, sehingga nanti kemudian kita bicara bagaimana bank ini bisa lagi memberi kontribusi pada pemberian kredit, dan bagaimana likuiditas akan naik. Jadi memang isu likuiditas sangat penting di tengah pandemi. Oleh karena itu, semua yang berakibat atau berimplikasi pada kesehatan bank harus dipantau terus,” tambahnya.

Isu yang kedua, lanjut dia, terkait permintaan kredit yang lesu. Ketika kredit direstrukturisasi dan beberapa tagihan kredit mulai dilonggarkan akibat imbas dari pandemi, Menteri Keuangan memiliki skenario agar perbankan bisa kembali menggelontorkan kreditnya dan membantu pertumbuhan ekonomi. Melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) terbaru, tambah Fathan, kemarin Menteri Keuangan memberikan penempatan dana pemerintah sebesar Rp30 triliun.

Isu selanjutnya adalah kemampuan debitur dalam membayarkan pinjaman, dan isu profitabilitas. Keempat isu ini, menurut Fathan, harus dicermati oleh OJK, perbankan, dan seluruh pemangku kepentingan, sehingga ke depannya tidak lagi menggangu situasi perbankan nasional.

“Saya sebagai Wakil Ketua Komisi XI mendukung langkah-langkah pemerintah, mendukung langkah-langkah Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk semacam deteksi dini agar hal-hal yang semacam kemarin tidak terjadi lagi. Hilangkan isu-isu politik, hilangkan isu-isu yang bersifat sentimentil, kita menatap dengan kesehatan bank yang dapat menumbuhkan ekonomi nasional,” tutup Fathan. (*) Bagus Kasanjanu

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

Konsumsi Meningkat, Rata-Rata Orang Indonesia Habiskan Rp12,3 Juta di 2024

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pengeluaran riil rata-rata per kapita masyarakat Indonesia sebesar Rp12,34 juta… Read More

1 hour ago

Laba Bank DBS Indonesia Turun 11,49 Persen jadi Rp1,29 Triliun di Triwulan III 2024

Jakarta - Bank DBS Indonesia mencatatkan penurunan laba di September 2024 (triwulan III 2024). Laba… Read More

2 hours ago

Resmi Diberhentikan dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Saya Terima dengan Profesional

Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More

3 hours ago

IHSG Ditutup Bertahan di Zona Merah 0,74 Persen ke Level 7.161

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, 15 November 2024, masih ditutup… Read More

3 hours ago

Naik 4 Persen, Prudential Indonesia Bayar Klaim Rp13,6 Triliun per Kuartal III-2024

Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More

4 hours ago

Kebebasan Finansial di Usia Muda: Tantangan dan Strategi bagi Gen-Z

Jakarta - Di era digital, keinginan untuk mencapai kebebasan finansial pada usia muda semakin kuat,… Read More

4 hours ago