News Update

DPR Sebut Harga Gas Sudah Mahal di Hulu

Jakarta – Kalangan DPR RI menyatakan sepakat apabila harga gas untuk industri dan bisnis usaha di Indonesia bisa lebih murah. Caranya, pemerintah harus membuat harga gas di hulunya murah terlebih dulu.

Pasalnya, harga gas di hulu yang berasal dari kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) sudah mahal berkisar antara USS 5 – 8 per MMBTU. Harga gas di hulu di Indonesia ini sudah jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga gas hilir di negara tetangga yang di kisaran USD 5 per MMBTU.

Anggota DPR, Satya Wira Yudha menjelaskan, penyebab harga gas di hulu mahal yakni, karena lapangan-lapangan gas di Indonesia punya tingkat keekonomian yang berbeda-beda, sehingga menyebabkan harga gas di hulu menjadi bervariasi.

“Masing-masing lapangan gas punya tingkat keekonomian yang beda-beda yang akhirnya membuahkan harga gas di masing-masing lapangan itu bisa beda-beda. Jadi tidak bisa 1 lapangan di patok harga sama dengan lapangan lain. Ini harus dibenahi oleh pemerintah, pokoknya dari yang paling hulu dulu,” kata dia, Jakarta Rabu, 21 September 2016.

Satya menjelaskan, saat ini sendiri pemerintah menggunakan sistem production sharing contract  atau kontrak bagi hasil. Maka penurunan harga gas itu bisa dilakukan dengah mengubah profit split yang akhirnya mungkin bagian dari pemerintah, itu bisa tidak sebesar sebelumnya.

“Dengan demikian, itu bisa menekan harga gasnya. Khususnya untuk lapangan yang sulit, lapangan yang membuat harga gas menjadi mahal,” kata dia.

Adapun langkah yang bisa diambil oleh pemerintah yakni, meninjau ulang kontrak bagi hasil penghasil gas, karena ketika harga tidak konomis, dia tidak akan mendevelop gasnya. Atau dengan kata lain, ingin harga gas murah, tapi itu semua berdasarkan kualitas lapangan.

Berikut daftar harga gas hulu dari KKKS sebelum sampai ke industri:

1. Conocophillips (Pekanbaru) USD 7,04 per MMBTU
2. Conocophillips (Sumatera Selatan dan Jawa Barat) USD 5,44 per MMBTU
3. Ellipse (Jawa Barat) USD 6,75 per MMBTU
4. Lapindo (Jawa Timur) USD 7,649 per MMBTU
5. Pertamina EP Benggala (Medan) USD 8,49 per MMBTU
6. Pertamina EP Sunyaragi (Cirebon) USD 7,5 per MMBTU
7. Pertamina EP Pangkalan Susu (Medan) USD 8,48 per MMBTU
8. Pertamina Hulu Energi (PHE) WMO (Jawa Timur) USD 7,99 per MMBTU
9. Santos (Jawa Timur) USD 5,79 per MMBTU
10. Lapangan Jambi Merang (Batam) USD 6,47 per MMBTU. (*) Dwitya Putra

Apriyani

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

11 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

13 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

15 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

16 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

16 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

18 hours ago