News Update

DPR: Pemanfaatan Inovasi Digital Perlu Diseimbangkan dengan Mitigasi Risiko

Jakarta – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada prinsipnya mendukung upaya Bank Sentral melakukan transformasi digital yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian nasional. Namun perlu juga diketahui, pentingnya menyeimbangkan antara memanfaatkan inovasi digital dan
mitigasi risikonya.

Anggota Komisi XI DPR RI dari fraksi partai Golkar, Mukhamad Misbakhun sendiri mengatakan, digitalisasi adalah keniscayaan yang harus dilakukan oleh Indonesia, lantaran transformasi digital mampu mendorong Indonesia menjadi
negara maju.

“Aktivitas manusia yang terhambat karena adanya pandemi Covid-19 menjadi salah satu faktor pendukung dalam transformasi digitalisasi. Situasi pandemi ini juga memberikan hikmah luar biasa mengenai
transformasi konvensional menuju transformasi digital di sektor perbankan,” ujar Misbakhun dalam media & public discussion InfobankTalkNews dengan tema “Mewujudkan Bank Sentral Digital Untuk Perekonomian Nasional”, di Jakarta, Rabu, 25 Agustus 2021.

Transformasi digital sendiri merupakan tantangan dan peluang Bank Sentral dalam perekonomian nasional.

Bank Sentral 4.0 merupakan salah satu strategi dalam mendorong inovasi dalam ekonomi dan keuangan digital dari Bank Indonesia bertujuan memperkuat daya saing dan kepentingan nasional serta mempersempit kesenjangan masyarakat.

Tantangannya kini yakni lanjut Misbakhun yakni bagaimana regulasi dalam level Undang-Undang. Apalagi saat ini ujarnya belum ada regulasi terkait perlindungan data dan sistem keamanan data yang memadai. Hal ini berpotensi mengakibatkan data pengguna disalahgunakan oleh pihak ketiga.

Selain itu bagaimana edukasi/literasi keuangan di masyarakat Indonesia secara massif.

Merujuk data resmi Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) ketiga yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019 menunjukkan indeks literasi keuangan mencapai 38,03% dan indeks inklusi keuangan 76,19%.

Dalam 3 tahun terakhir terdapat peningkatan pemahaman keuangan (literasi) masyarakat sebesar 8,33%, serta peningkatan akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan (inklusi keuangan) sebesar 8,39%.

“Selain itu pentingnya sinergi bauran kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan untuk mendukung ketahanan ekonomi nasional. Digitalisasi menjadi kunci dalam mendukung pemulihan ekonomi sekaligus mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan arus digitalisasi yang pesat membuka ragam peluang baru dan bisa dimanfaatkan dengan baik sehingga perekonomian bisa segera pulih,” tutup Misbakhun usai membacakan poin-poin penting terkait acara ini. (*)

Dwitya Putra

Recent Posts

BEI Tekankan Kolaborasi dan Tanggung Jawab Bersama Bangun Masa Depan Hijau

Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More

38 mins ago

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

2 hours ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

2 hours ago

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

2 hours ago

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

3 hours ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

4 hours ago