News Update

DPR Minta Kepastian RAPBN 2018 Berdampak ke Ekonomi

Jakarta – Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta pemerintah untuk dapat meyakinkan terkait dengan asumsi dasar makro ekonomi yang tercatat dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 dapat memberikan dampak yang positif terhadap perekonomian.

Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Ketua Komisi XI DPR-RI, Melchias Marcus Mekeng di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin, 12 Juni 2017. Menurutnya, penting bagi pemerintah untuk bisa memastikan asumsi makro dalam RAPBN 2018 yang diajukan ke Komisi XI tersebut bisa terealisasi di akhir tahun depan.

Sebagai informasi dalam RAPBN 2018, pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi dengan range 5,4-6,1 persen, inflasi kisaran 3 persen plus minus 1 persen, serta nilai tukar rupiah Rp13.500-Rp13.800 per US$, suku bunga SPN 4,8-5,6 persen, sedangkan asumsi harga minyak mentang Indonesia (ICP) US$ 45-US$ 60 per barel.

“Kami meminta pemerintah bisa meyakinkan Komisi XI DPR terkait dengan asumsi dasar RAPBN 2018, oleh karena itu, kami persilahkan menkeu, menteri PPN, gubernur BI dan Kepala BPS untuk mempresentasikan,” ujar Mekeng.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menngungkapkan, bahwa penetapan range asumsi dasar RAPBN 2018 tersebut didasari oleh adanya pemulihan optimisme perekonomian global yang telah dirilis oleh beberapa lembaga salah satunya Dana Moneter Internasional (IMF).

“Ini sejalan dengan perekonomian global yang membaik seperti Amerika dan Eropa,” ucap Sri Mulyani.

Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi di 2018 yang ditetapkan kisaran 5,4-6,1 persen, akan didorong oleh 3 faktor yakni konsumsi, investasi dan belanja pemerintah. “Konsumsi dengan menjaga inflasi tetap rendah, apalagi persiapan untuk kegiatan Asian Games dan pemilu yang akan ada peningkatan permintaan barang dan jasa,” paparnya.

Sedangkan dari sisi investasi akan mengandalkan dari non fiskal, yaitu perbankan, capital market seiring dengan perbaikan iklim investasi Indonesia, serta peningkatan rating menjadi investment grade. “Investasi kunci membuat pertumbuhan tinggi dengan sumber investasi non pemerintah cukup berarti,” tutupnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

RUPST Maybank Angkat Kembali Dato’ Khairussaleh Ramli Jadi Presiden Komisaris

Jakarta – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (Perseroan) tahun… Read More

5 hours ago

Perkuat Layanan Digital, CIMB Niaga Hadirkan Digital Branch Batam-Nagoya

Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) terus menghadirkan inovasi layanan perbankan digital… Read More

6 hours ago

Warga RI Makin Doyan Ngutang di Paylater, Ini Buktinya

Jakarta – Skema pembiayaan beli sekarang bayar nanti (buy now pay later/BNPL) terus menunjukkan ekspansi… Read More

6 hours ago

Dukung Palestina, Pemerintah Siap Evakuasi Kemanusiaan Tanpa Relokasi Permanen

Jakarta - Pemerintah Indonesia tengah mengintensifkan upaya diplomatik dan kemanusiaan di kawasan Timur Tengah, khususnya… Read More

6 hours ago

Transaksi Digital Bank Mega Syariah Melonjak 30 Persen Selama Lebaran 2025

Jakarta - PT Bank Mega Syariah mencatat adanya peningkatan volume transaksi digital pada mobile banking… Read More

6 hours ago

Outstanding Pembiayaan Fintech P2P Lending Capai Rp80,07 T, OJK Soroti Kenaikan Kredit Macet

Jakarta – Industri pembiayaan berbasis teknologi atau fintech peer-to-peer (P2P) lending terus mencatatkan pertumbuhan pesat… Read More

6 hours ago