Jakarta – Ekonom Senior INDEF, Aviliani menyebutkan bahwa perlambatan dana pihak ketiga (DPK) perbankan dipengaruhi oleh pola konsumsi kelas menengah atas yang sudah mulai kembali normal.
Faktor lain yang menyebabkan DPK mengalami tren melemah adalah adanya produk investasi yang menawarkan suku bunga tinggi. Sehingga, masyarakat memilih untuk berinvestasi di berbagai produk keuangan lainnya dibandingkan menyimpan dananya di perbankan.
“Singapura lagi tinggi (suku bunga), cenderung ada kemungkinan dia investasi di tempat lain. Namanya juga pengusaha, mana yang bunga tinggi juga dia cari,” kata dia usai acara Media Literacy “Building Inclusive Economics” UOB x INDEF, Selasa 15 Agustus 2023.
Baca juga: Waduh, Pertumbuhan Kredit Perbankan Melambat, DPK juga Ikut-ikutan Melambat
Lebih lanjut, Aviliani menambahkan, DPK tersebut akan terus keluar masuk tergantung dengan imbal hasil yang ditawarkan oleh produk-produk investasi. Untuk itu, Avi berharap Bank Indonesia (BI) menjaga dana tersebut untuk tetap di Indonesia.
“Pengusaha mungkin bisa diajak ngobrol juga untuk menjaga dana tidak keluar semua,” imbuh dia
Asal tahu saja, pertumbuhan DPK pada Juni 2023 tercatat melambat menjadi 5,79% yoy, dibandingkan Mei 2023 sebesar 6,55% menjadi Rp8.042 triliun. Dengan pertumbuhan terendah pada tabungan dilevel 2,97% yoy. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More