Headline

Dorong Sektor Pertanian, OJK Siapkan Program AKSI

Batu–Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen mendukung pengembangan sektor pertanian di Tanah Air melalui Program Akselerasi Sinergi Inklusi atau disingkat AKSI. Menyusul Program Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat yang diluncurkan Presiden Jokowi pada 11 April lalu.

Untuk memetakan persoalan yang terjadi di sektor pertanian, termasuk di dalamnya sektor peternakan, OJK menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan di sektor ini, termasuk Kementerian Pertanian dan para petani.

“Program AKSI ini wujud komitmen OJK untuk membantu program nasional di bidang ekonomi sekaligus mengangkat kesejahteraan masyarakat. Program Nawacita Pak Jokowi-JK itu ada salah satunya menekankan strategi pembangunan memprioritaskan dari pinggiran, dari desa dan daerah terpencil ke kota-kota,” tutur Wakil Ketua DK OJK Rahmat Waluyanto di Batu, Kamis, 2 Juni 2016.

Di sela kunjungannya ke mitra binaan Bank Mandiri, Rahmat menekankan bahwa ada beberapa sektor pertanian dan peternakan menjadi salah satu sektor ekonomi yang perlu segera dibenahi. “Kita melihat proses bisnis internalnya yang kalau dibantu akan ada peningkatan nilai tambah yang lebih besar. Jadi kita ingin memperbaiki value chains-nya,” ucapnya.

Hal tersebut terkait erat dengan penyaluran kredit di sektor pertanian yang cuma 6% dari total kredit perbankan. Keengganan perbankan untuk memperbesar pembiayaan ke sektor ini dinilai menjadi persoalan yang perlu diatasi, agar para petani dan peternak bisa memeroleh akses keuangan. OJK pun bakal fokus pada tiga hal untuk meningkatkan akses keuangan kepada sektor pertanian.

“Pertama, kita mendorong industri jasa keuangan untuk menciptakan instrumen produk-produk keuangan yang cocok dengan mereka. Kedua adalah program pendampingan, kita bersama industri keuangan akan memberikan pelatihan-pelatihan usaha kepada mereka,” jelas Rahmat.

Adapun fokus ketiga OJK yakni membuat kebijakan-kebijakan yang mendukung peningkatan sektor pertanian dan peternakan. “Jadi kalau industri jasa keungan mau membuat instrumen, pelatihan kita harus dukung dengan kebijakan-kebijakan (yang memudahkan). Kita punya program yang namanya recycling pungutan industri maka kita harus kembalikan dalam bentuk pengawasan yang lebih baik dan insentif kebijakan,” tandas Rahmat. (*)

 

 

Editor: Paulus Yoga

Paulus Yoga

Recent Posts

Mau ke Karawang Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Tarif dan Cara Pesannya di Sini!

Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More

11 hours ago

Komitmen Kuat BSI Dorong Pariwisata Berkelanjutan dan Ekonomi Sirkular

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More

13 hours ago

Melalui Program Diskon Ini, Pengusaha Ritel Incar Transaksi Rp14,5 Triliun

Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More

13 hours ago

IHSG Sepekan Anjlok 4,65 Persen, Kapitalisasi Pasar Ikut Tertekan

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More

15 hours ago

Aliran Modal Asing Rp8,81 Triliun Kabur dari RI Selama Sepekan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More

20 hours ago

Bos BRI Life Ungkap Strategi Capai Target Bisnis 2025

Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More

22 hours ago